Labels

daniera (118) kanazawa (7) nada (92) pengetahuan umum (6) profesi guru (1) puisi (16) skripsi (1)

Rabu, 30 Oktober 2013

Haunted - Maudy Ayunda


I remember still
Crystal clear
You took my trust
And turned it into dust
Said that you were tired
But how about me?
How about me?

See I'm haunted
It keeps coming back
I break down
To flashes
Of you and her
Every word
You and her
Every word

I remember still
How I tried
Picking up the pieces
Of my heart
You say it's all done
But how about me?
How about me?

I'm haunted
It keeps coming back
I break down
To flashes
Of you and her
Every word
You and her
Every word

I'm haunted
It keeps coming back
I break down
To flashes
Of you and her
Every word
You and her
Every word

You and her
Every word
Oh, you and her
Every word

Selasa, 29 Oktober 2013

You Belong With Me - Taylor Swift

You're on the phone with your girlfriend ‒ she's upset,
She's going off about something that you said
'Cause she doesn't get your humor like I do.

I'm in the room ‒ it's a typical Tuesday night.
I'm listening to the kind of music she doesn't like.
And she'll never know your story like I do.

But she wears short skirts
I wear t-shirts
She's cheer captain
And I'm on the bleachers
Dreaming about the day when you wake up and find
That what you're looking for has been here the whole time.

If you could see
That I'm the one
Who understands you.
Been here all along.
So, why can't you see ‒
You belong with me,
You belong with me?

Walking the streets with you in your worn out jeans
I can't help thinking this is how it ought to be.
Laughing on a park bench thinking to myself,
"Hey, isn't this easy?"

And you've got a smile
That can light up this whole town.
I haven't seen it in awhile
Since she brought you down.

You say you're fine ‒ I know you better than that.
Hey, what you doing with a girl like that?

She wears high heels,
I wear sneakers.
She's cheer captain,
And I'm on the bleachers.
Dreaming about the day when you wake up and find
That what you're looking for has been here the whole time.

If you could see
That I'm the one
Who understands you,
Been here all along.
So, why can't you see ‒
You belong with me?

Standing by and waiting at your backdoor.
All this time how could you not know, baby ‒
You belong with me,
You belong with me?

[Instrumental]

Oh, I remember you were driving to my house
In the middle of the night.
I'm the one who makes you laugh
When you know you're 'bout to cry.
I know your favorite songs,
And you tell me about your dreams.
Think I know where you belong,
Think I know it's with me.

Can't you see
That I'm the one
Who understands you?
Been here all along.
So, why can't you see ‒
You belong with me?

Standing by and waiting at your backdoor.
All this time how could you not know, baby ‒
You belong with me,
You belong with me?

You belong with me.

Have you ever thought just maybe
You belong with me?

You belong with me.

Minggu, 27 Oktober 2013

22 - Taylor Swift

It feels like a perfect night to dress up like hipsters
And make fun of our ex's, uh uh, uh uh.
It feels like a perfect night for breakfast at midnight
To fall in love with strangers, uh uh, uh uh.

Yeah,
We're happy, free, confused, and lonely at the same time
It's miserable and magical.
Oh, yeah
Tonight's the night when we forget about the deadlines
It's time

Uh oh!
I don't know about you
But I'm feeling 22
Everything will be alright
If you keep me next to you
You don't know about me
But I'll bet you want to
Everything will be alright
If we just keep dancing like we're
22, ooh-ooh
22, ooh-ooh

It seems like one of those nights,
This place is too crowded.
Too many cool kids, uh uh, uh uh (who's Taylor Swift anyway, ew?)
It seems like one of those nights,
We ditch the whole scene and end up dreaming
Instead of sleeping.

Yeah,
We're happy, free, confused, and lonely in the best way
It's miserable and magical.
Oh, yeah
Tonight's the night when we forget about the heartbreaks
It's time

Uh oh! (hey!)
I don't know about you
But I'm feeling 22
Everything will be alright
If you keep me next to you
You don't know about me
But I'll bet you want to
Everything will be alright (alright)
If we just keep dancing like we're
22, ooh-ooh (oh, oh, oh)
22, ooh-ooh
I don't know about you
22, ooh-ooh
22, ooh-ooh

It feels like one of those nights,
We ditch the whole scene.
It feels like one of those nights,
We won't be sleeping.
It feels like one of those nights,
You look like bad news.
I gotta have you,
I gotta have you.

Ooh-ooh
Ooh-ooh, ye-e-e-e-eah, hey
I don't know about you (I don't know about you)
But I'm feeling 22
Everything will be alright
If you keep me next to you
You don't know about me (you don't know about me)
But I'll bet you want to
Everything will be alright
If we just keep dancing like we're
22, ooh-ooh
22, ooh-ooh
22, ooh-ooh, yeah, yeah
22, ooh-ooh, yeah, yeah, yeah

It feels like one of those nights,
We ditch the whole scene
It feels like one of those nights,
We won't be sleeping
It feels like one of those nights,
You look like bad news,
I gotta have you,
I gotta have you.

Jumat, 25 Oktober 2013

DDP Ngebatik

Hari batik (2 Oktober), bersama dengan teman-teman DDP (Double Degree Program) lainnya, kami sepakat sore itu melakukan foto bersama untuk ikut merayakan hari batik nasional Indonesia.

Jreeeng, dan aku, yang saat itu keadaanku masih kurang oke dan tidak kece seperti biasa (ekhem), akhirnya memutuskan tidak jadi memakai baju batik full longdress, (sekedar info, aku membawa 4 baju batik, cinta banget kan sama batik!). Bukan karena apa sih, tapi lebih karena tanganku masih sulit untuk mengenakan baju seperti itu, jadilah aku pakai batik yang corak batiknya sedikit. Tak apalah ya, yang penting niatnya kan tetap membatik.

Daaan ini hasil fotonya :)
1. Ini ceritanya masih janjian di depan kantin.

2. DDP-4 feat Mas Faisal (batik hijau, bapaknya DDP kalo beliau)

3. Nah ini Ceciwi DDP, Semua foto dengan "Me Style" hehe


4. Di depan batu Kanazawa Daigaku (Sari ambil foto).

5. Seperti cover album atau film religi gitu (ceritanya)

6. Bersama Ulima 

7. Finally punya juga foto sendiri sama si batu Kanazawa daigaku ini


Kamis, 24 Oktober 2013

Cinta Datang Terlambat - Maudy Ayunda

[OST Refrain]

Tak ku mengerti mengapa begini
Waktu dulu ku tak pernah merindu
Tapi saat semuanya berubah
Kau jauh dari ku pergi tinggalkanku

Mungkin memang ku cinta
Mungkin memang ku sesali
Pernah tak hiraukan rasamu
Dulu ..

Aku hanya ingkari
Kata hatiku saja
Tapi mengapa cinta datang terlambat

Tapi saat semuanya berubah
Kau jauh dari ku pergi tinggalkanku

Mungkin memang ku cinta
Mungkin memang ku sesali
Pernah tak hiraukan rasamu
Dulu ..

Aku hanya ingkari
Kata hatiku saja
Tapi mengapa kini
Cinta datang terlambat

Mungkin memang ku cinta
Mungkin memang ku sesali
Pernah tak hiraukan rasamu
Dulu ..

Aku hanya ingkari
Kata hatiku saja
Tapi mengapa kini
Cinta datang terlambat
Cinta datang terlambat

Senin, 21 Oktober 2013

Tahu Diri - Maudy Ayunda

[OST Perahu Kertas]

Hai selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialku lah kau ada di sini

Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi
Tegak berdiri di depanmu kini

Sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati

Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
Pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Bye selamat berpisah lagi
Meski masih ingin memandangimu
Lebih baik kau tiada di sini

Sungguh tak mudah bagiku
Menghentikan segala khayalan gila
Jika kau ada dan ku cuma bisa

Meradang menjadi yang di sisimu
Membenci nasibku yang tak berubah

Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
Pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Berkali-kali kau berkata kau cinta tapi tak bisa
Berkali-kali ku telah berjanji menyerah

Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
Pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah
Pergilah, menghilang sajalah
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Senin, 14 Oktober 2013

Surat Cinta 1

Surat ini kutuliskan untukmu, wahai rasul Allah, solawat dan salam selalu tercurah untukmu, semoga kelak aku mendapatkan syafaatmu.

Ya rasulullah, di malam idul Adha ini, sungguh tak bisa kutahan lagi. Begitu banyak perasaan perih dan pilu mendengar berita tentang negeriku. Kecewa, sedih, marah, kesal, semuanya menjadi suatu kesatuan yang buatku terkadang sulit tertidur dengan tenang.

Ya rasulullah, engkau adalah manusia yang paling mulia di sisi-Nya, sesungguhnya segala petunjuk dalam menjalani kehidupan telah kau berikan. Indonesia, iya, Indonesia adalah negeriku, ya rasul Allah. Di Indonesia umatmu memiliki kapasitas jumlah yang dominan, yang mayoritas, yang banyak sekali. Tapi, sungguh pilu aku mendengar semua tentang negeriku sendiri ya rasul... Saat suatu provinsi telah dikuasai oleh satu keluarga, saat semua pejabat tak lagi memegang keyakinan agama yang dianutnya, tak lagi menjalankan amanat sebagaimana yang seharusnya diteladani darimu, wahai rasul Allah. Sungguh pilu...

Wahai manusia yang paling sempurna, adakah satu keyakinanku dapat mengubah suatu ketidakberesan itu semua? Apakah tekad memperbaiki itu dapat menyebar dari orang-orang yang tengah merindukanmu juga merindukan-Nya kini di Indonesia? Belakangan ini banyak orang-orang yang dekat denganmu, dekat dengan-Nya, begitu cepat mereka dipanggil kembali, untuk bersegera berada di sisi-Nya. Apakah karena Dia yang Maha Kuasa tahu, bahwa bangsa Indonesiaku tak dapat diperbaiki lagi? Sehingga Dia sang Khalik tak ingin menempatkan manusia yang mencintai-Nya berada di tengah-tengah bangsa yang sedang carut-marut ini, ya rasulullah? Mengapa....

Wahai engkau manusia yang paling bersinar, aku sadari jauh sekali moral bangsa dari nilai-nilai Islam yang engkau ajarkan, ya, jauh sekali dari jumlah orang-orang yang mengaku Islam, sungguh malu aku. Di manakah yang salah? Ya rasul, sebagian aku adalah pendidik, pendidik bagi anak-anakku kelak dan pendidik bagi siswa-siswaku, mahasiswa-mahasiswaku kelak, dan sebagian besar pemuda yang nantinya melanjutkan keberadaan bangsa ini... Apa yang harus kulakukan? Saat semua karakter muslim yang harusnya dibentuk bahkan sejak sebelum sekolah dasar, sirna begitu saja saat memasuki dunia yang sesungguhnya. Apakah bangsaku sudah tak memiliki harapan? Ah, sungguh mengerikan sekali karena sampai saat ini negeriku masih sesuai dengan tulisan A.A. Navis, iya, dalam tulisannya "Robohnya Surau Kami." Mengapa pula tulisan puluhan tahun lalu itu tetap sama, bukankah itu menandakan suatu kemunduran suatu bangsa? Saat banyak yang tak lagi peduli pada ajaran agama, tak lagi jalankan apa yang kau contohkan hanya dunia yang mereka kejar, di saat yang bersamaan ada pula mereka yang begitu menggila pada janji-Nya kemudian tak lagi peduli pada dunia, tak lagi peduli pada keluarga, masa bodoh pada masa depan bangsa, tak lagi hiraukan harga diri, karena yang mereka yakini hanya dengan memuji-Nya kemudian surga jaminannya? Padahal Dia yang Maha Suci sungguh tak gila pada pujian. Ah, yang seperti itu tulisan puluhan tahun lalu, kemudian "Haji Soleh" itupun tetap terlempar di dasar neraka api yang panas. Dan sekarang, dan sekarang bahkan banyak yang menjalankan ibadah kepada-Nya bukan lagi menggila pada janji-Nya, bahkan dengan beraninya memamerkan bahwa semua itu adalah topeng belaka. Ah, sungguh mau jadi apa bangsaku kelak.

Wahai engkau manusia teladannya manusia, aku berharap aku dapat membuat perubahan sekecil apapun pada anak-anakku kelak, pada siswa-siswaku, mahasiswa-mahasiswaku kelak, menyadarkan semua, bahwa sudah saatnya bangsa ini bangkit dari keterpurukan, bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki, bahwa butuh waktu yang tidak sebentar untuk membangun semua itu, bahwa waktu itu tak akan pernah terkejar jika tak pernah dimulai...

Wahai rasul rahmat semesta alam, sungguh aku malu mengadukan ini, sungguh malu, tapi aku tahu, masih ada harapan untuk bangsaku, masih ada.

Surat cinta ini, dariku, yang merindumu.

Sabtu, 12 Oktober 2013

Safe & Sound - Taylor Swift

I remember tears streaming down your face
When I said, "I'll never let you go"
When all those shadows almost killed your light
I remember you said, "Don't leave me here alone"
But all that's dead and gone and passed tonight

Just close your eyes
The sun is going down
You'll be alright
No one can hurt you now
Come morning light
You and I'll be safe and sound

Don't you dare look out your window, darling,
Everything's on fire
The war outside our door keeps raging on
Hold on to this lullaby
Even when music's gone
Gone

Just close your eyes
The sun is going down
You'll be alright
No one can hurt you now
Come morning light
You and I'll be safe and sound

Oooh, Oooh, Oooh, Oooh
Oooh, Oooh, Oooh, Oooh
La La (La La)
La La (La La)
Oooh, Oooh, Oooh, Oooh
Oooh, Oooh, Oooh, Oooh
La La (La La)

Just close your eyes
You'll be alright
Come morning light,
You and I'll be safe and sound...

Oooh, oooh, oooh, oooh oh oh.

Rabu, 09 Oktober 2013

Badai

Kanazawa, 9 Oktober 2013

Hari ini badainya luar biasa. Aku sampai takut untuk keluar. Akhirnya kuputuskan untuk tidak berangkat ke kampus.

Mendengar deru anginnya saja sudah cukup buatku merinding. Membayangkan luka bekas jahitan operasi itu terkena angin badai hari ini rasanya saja sudah ngilu.

Cuaca? Cuacanya luar biasa terik. Padahal sudah mulai melaju ke pertengahan musim gugur. Fluktuatif.

Badai, 9 Oktober 2013.

Senin, 07 Oktober 2013

Hanya Kerudung Sampah - Mega Sr.

(OST Film "Hanya Kerudung Sampah")

Ku terdiam dalam hening
Ku merenung dalam hampa
Ku terpaku dalam kesadaranku

Ku melangkah dalam harap
Ku menangis dalam kisah
Inikah jalan yang ku seberangi

Bila kerudung ini berkata
Ku balut ragamu dengan cahaya
Bila kerudung ini bertanya
Sanggupkah? diriku menjaga

Ku melangkah dalam harap
Ku menangis dalam kisah
Inikah jalan yang ku seberangi

Bila kerudung ini berkata
Ku balut ragamu dengan cahaya
Bila kerudung ini bertanya
Sanggupkah? diriku menjaga

Kamis, 03 Oktober 2013

Dingin Tak Tercatat - Goenawan Mohamad

Dingin Tak Tercatat

Dingin tak tercatat
pada termometer

Kota hanya basah

Angin sepanjang sungai
mengusir, tapi kita tetap saja

di sana. Seakan-akan
gerimis raib
dan cahaya berenang

mempermainkan warna.

Tuhan, mengapa kita bisa
bahagia?

1971

Sekhak - Goenawan Mohamad

Sekhak

Pada pukul 16:00, di bawah jembatan itu ia dengar ”sekhak”. Seperti bunyi waktu.
Seorang pemain catur selalu mengatakan kata itu
sebelum saatnya.

Dan seekor kuda rubuh.
Dua bidak lari ke sudut.

Tak ada yang akan mengatakan raja akan tumbang pada langkah ke-20. Sore dan debu bertaut. Ia bayangkan sebuah perang dalam asap. Di bawah langit diam, di petak terdepan, ada selembar bendera dengan huruf yang hampir tak terbaca: ”Akulah pion yang gugur pertama.”

Tapi tak seorang pun tahu kenapa prajurit itu–ia tak berwajah –berdiri di sana, siap dalam parit, meskipun merasa bodoh dengan mantelnya yang berat. Di seragamnya tak tertulis nama. Hari tumbuh makin hitam. Hanya ada cahaya api di unggun kecil. Hanya ada bau sup pada cerek, seperti bau busuk pada koreng. Tapi ia berharap.

”Jangan serahkan kami, Maestro, kepada nasib.” Siapa orang yang bergumam, siapa yang berdoa? Para uskup berdiri di petak kanan, di antara ksatria dan kavaleri, putih, hitam, sebuah deretan kerap sepanjang meja. Jam berdetak-detak seperti suara tongkat orang buta yang tabah. Ster. Sekhak. ”Jangan serahkan kami pada nasib.”

Tapi tiga pion lagi rubuh. Sebuah benteng muncul perkasa dari pojok. Musuh menyerbu. Sayap kiri bengkah. Di papan yang datar itu, hanya ada derap bergegas dan trompet infantri. Parit-parit dikosongkan. Roda-roda kanon didorong. ”Dengarkan suaraku, dengarkan suaraku, komandan peleton!”

Barangkali asap adalah setanggi, Maestro. Barangkali sudah datang saat berkabung. Akan selalu ada ratu yang dikabarkan tertawan, dan bendera-bendera diturunkan, dan opsir yang berpikir: jangan-jangan perang tak mesti berhenti.

Pada batang rokok yang kedua seseorang tertawa: kita akan pergi, Bung. Tapi di meja itu, di papan itu, pergi serasa menakutkan. Selalu ada sebuah fantasi tentang menang dan mengerti, sampai punah bidak di dataran pertama dan kau dengar ”sekhak”.

Ia tak tahu apa yang harus diingat dari kata itu.

2010