Labels

daniera (118) kanazawa (7) nada (92) pengetahuan umum (6) profesi guru (1) puisi (16) skripsi (1)

Minggu, 26 Desember 2010

Iqtarani: Salah satu kk terbaik yg kumiliki

"De,, ntar siangan ada di rmh g??
Rni k rmh de dech, sorry kmaren
..."
Begitu membaca sms itu, aku merasa senang, sangat senang bahkan. Bukan karena rani akan membawa kertas A4, bukan karena rani akan menunjukkan presentasi sps nya, bukan karena itu semua,,, tapi ku senang karena ku akan kedatangan seorang kk yg telah memiliki selembar kontrak kasih dalam hatiku selama ku masih hidup...
Yey!!! SAmbil menunggu siang, menunggu kedatangan rani, ku tidur saja, pusing dengan presentasi sps yg sedang kubuat.
Mmmmhh, walaupun jauh, tapi saat seolah terdengar suara motornya, aku langsung terbangun, menyambutnya di depan.
Selama itu, kami membicarakan banyak hal. Jujur saja, ku kangen, walaupun ppL kami bersama, tapi saat itu tidak bisa mengekspresikan kelebayanku padanya.hehe.... Tapi, yang jelas,,,, dia telah mengisi sore ku dengan indah. kuterselamatkan dari sepi. ku merasa hidup.
Saat kukehilangan C3, hmmm,,, dia datang untuk menopang kerapuhanku.... sungguh pun saat kau ketahui semua yang menimpaku, ku berharap masih ada banyak sayangmu untukku. dan sayangku untukmu tak bertepi....

Senin, 20 Desember 2010

Kekalutan di Senin Malam

Lelah, pusing, lapar, haus juga... Tapi yang jelas kurasakan puas, walaupun masih banyak yang dicoret karena salah oleh dosen pembimbingku,,, tak apa, perkara kecil untuk melakukan revisi. Namun, setelah selesai membeli kertas, ku masuk ke shelter transjakarta, UNJ. Tak lama menunggu, transjakarta datang, banyak bangku yang kosong, aku memilih duduk di depan. Begitu duduk, 'zing...' tj langsung melaju dengan kencangnya, kuperhatikan jalan, ternyata kosong, tidak ada tanda kemacetan, hmmmhhh tumben... Tak terlalu lama kuperhatikan jalan, mataku perih, sehingga kududuk sambil terkantuk.
Ponselku bergetar, nomor asing, bukan karena tidak kusimpan, tetapi karena baru ganti ponsel, dan semua nomor tersimpan dalam memori ponsel lama. Sudah kuperkirakan ternyata mom telpon. Banyak hal yang ditanyakan, namun ku terlalu lelah aku tak mengerti sedikitpun apa yang dibicarakan mom.... Dan sampai pada akhirnya mom tersadar diriku tidak 'mudeng.' Akhirnya mom menghentikan pembicaraan, dan aku masih dengan jawaban 'iya, iya' atau 'iya, nanti, nati ya'. Hufth...
Ternyata sudah di Dukuh Atas dan harus transit tj ke jurusan BlokM. tidak ada antrian yg berarti, begitu mendapat tj BlokM, dua langkah kaki, tj langsung melaju, upz, hampir kuterjatuh karena memang tidak seimbang dan tidak konsentrasi, ngantuk.
Shelter Setia Budi langsung mendapat tempat duduk, alhamdulillah, namun, kembali aku kaget, tj melaju dengan sangat kencang, tidak main-main, sampai sakit perutku merasakan kecepatannya. Hmmm,,, tumben Jakarta tidak macet. Saat turun di shelter akhir, BlokM, banyak toko kelontong tutup, wah ada apa ini?!? aku menjadi pusing sendiri. Kulihat jam tanganku, wew! pukul 9malam, pantes saja!
Naik tangga jalur6, mencari metromini 69 jurusan ciledug yang masih menyisakan bangku untukku,,, lelah dan kantuk menjadi satu, membuatku terkantuk-kantuk di dalam metromini yg panas dan pengap itu,,, tak terasa ternyata kusampai di Cipulir,,, tidak macet karena memang sudah malam. Kubuka ponselku, ternyata ada sms mom,
"Mom benci kesibukan
karena dia kini memisahkan de dari mom.
de ga punya waktu lagi bwt nyapa mom.
de seperti orang asing"
Membacanya, kurasakan pipiku membasah, ternyata kutelah membuat mom tersakiti,,, Tapi, salahkah aku jika kumeminta sedikit saja pengertian bahwa ku sebenarnya butuh dukungannya, bukan inginku menyusun proposal dalam keadaan seperti ini, sedikiiit saja pengertian, mom...Tidakkah lagi kau merasakan rasa sayangku yg begitu tulus untukmu? Tidak menyatu lagikah jiwaku dalam jiwamu? Kau menyebutku orang asing...
Sampai kuturun dari metromini 69, air mata terus terurai...
"Ingin kuberlari namun terjatuhku, ingin kuberjalan namun tertatihku, ingin kumerangkak namun tersengalku, ingin kuberbaring namun sesakku,,,"
Bahkan saat kumenulis ini pun mataku masih basah. Ku tak menyangka mom begitu tega mengatakan aku seperti orang asing. Haruskah kuceritakan deritaku setiap pagi harus mual dan muntah... Haruskah kuberitakan sakitku setiap malam dalam setiap perjuanganku untuk lulus secepatnya, agar dapat dekat denganmu, mom,,, Haruskah ku beritahukan semua? Harusnya kau tahu itu, harusnya kau tahu isi hatiku, harusnya kau tahu rasaku, bukankah kau pernah mengatakan bahwa kau merasakan apa-apa yang kurasakan? Ku kecewa,,, bukan padamu, tapi padaku, yang telah membuatmu menilaiku asing, ku marah pada diriku, karena tak mampu mempertahankan diriku, sehingga terasa asing,,,,
Menyeberang jalan pun sulit, banyak kendaraan di depan gang ke rumah. Melihat truk besar melintas sepertinya ingin kutantang, kulangkahkan kaki, ingin mati saja perasaanku. Sepertinya kuterbebas dari rasa bersalahku,,, Tapi,,, ku telah berjuang selama beberapa hari ini, ku tidak ingin sia-sia, walaupun pada akhirnya membuatku menjadi orang lain, padahal kuselalu memimpikan ku dalam pelukanmu dalam dekapanmu yang hangat, namun ternyata itu tidak berlaku bagimu, mom,,,
de Luph mom,,,

Minggu, 19 Desember 2010

Makna Kasih Seorang Kakak

Kini aku mengerti,,, alasan kedua kakakku sangat mencintaiku,,, Ternyata menjadi kakak itu memang menyenangkan,,, Dulu aku merasa beruntung menjadi anak bungsu, tidak ada adik, semua kasih sayang tercurah untukku, tapi sekarang tidak lagi,,, Ternyata perasaan mencintai, mengasihi itu lebih indah dari apapun juga,,,
Senangnya ternyata dirindukan oleh adikku, Andara (anak Mom Neli)... Sebelumnya jangankan dirindukan, kehadiranku malah mungkin dianggap mengganggu,...
Tetapi, saat dia SMA, aku kuliah dan sangat sibuk,,, jadi jarang ketemu deh,,,
Tapi gak apa-apa deh,,,
Di kampus kumencoba menerapkan apa yg kuanggap benar (hasil dari obrolan dengan anak ITB dan UI di tempat bimbel). Dan ternyata di awal semester 7 aku dekat dengan beberapa mahasiswa adik tingkat, beban tidak jelas mulai berkurang, bahkan teman-teman pfr07 banyak yg bilang dewi tambah cerah,hehehehe (kegeeran). Yeah, ternyata dengan melakukan itu, banyak cinta dan sayang yang tumbuh dalam diriku, membuatku manusia yang penuh dengan cinta,,, Karena Allah maha mencintai makhlukNya...
Tak apa jika di antara mereka yang menganggapku aneh, sungguh tak apa, namun ku selalu berusaha menyayangi mereka tulus, karena keberadaan mereka, eksistensi mereka membuatku lupa, dan pada akhirnya ku dapat sembuh dengan sugestiku sendiri,,,

Stasiun Rangkasbitung saat itu,,,

Aku yang lemah tanpamu
Aku yang rentan karena
cinta yang telah hilang darimu,,,
(samsons)

Sambil berlinang air mataku,,,, kenangan itu muncul bagaikan dementor yang menggambarkan ketakutan dan menghisap aura kebahagiaanku. Tanpa kusadari, ternyata kumerindukan sesuatu yang tidak kuketahui apa itu sebenarnya.
Tiba-tiba kenangan saat kusandarkan kepalaku di pundak kakakku, Atu Purnama, saat dalam perjalanan bus menuju Pandeglang siang itu muncul lagi, kuingat lagi. Kurasakan dia begitu menyayangiku, melindungiku. Bahagia yang kurasa, tapi saat itu kurasakan juga ketegangan yang tidak main-main. Yeah, bahkan untuk mengingatnya pun terasakan olehku sampai saat ini ketegangan itu, mungkin aku yang terlalu melankolis. Siang itu, aku bolos sekolah... Karena kemarinnya aku bersama kakakku berangkat ke Jakarta. Yeah, berangkat dari Kampung Cisantri yang sampai sekarang menyisakan kepenatan dan sering membuatku mual tiba-tiba. Ceritanya saat itu aku mencari mamaku dan kakakku yang satu lagi, Linda Mulyani. Tapi, sungguh, aku benar-benar tidak tahu di mana keberadaan mereka,...
Dari Pandeglang kakakku memberhentikan bus setengah, apalah namanya, yang jelas orang-orang menyebutnya kolmini jurusan Rangkasbitung. Hmmm,,, saat itu kak Atu berujar "De, kita naik kereta ke jakarta dari stasun Rangkas, gak apa-apa kan?" Aku hanya mengangguk, karena memang aku tidak mengerti, belum pernah juga ke luar kota tanpa mama. Di dalam kolmini itu, saat itu ingin kumemeluk kak Atu, tapi tidak mungkin, untuk apa, tidak jelas. Yeah, saat itu kolmini penuh, kak Au berdiri sejajar kenek dan aku duduk menyempil di antara tumpukan barang bawaan dan belanjaan orang-orang dari Panimbang dan Sumur (daerah Pandeglang bagian kampung bangeeet). Hmmm, belum lagi saat kenek meminta ongkos, masih terekam dalam memoriku, kakku memberi 6ribu rupiah, tapi dia bilang 2ribu lagi, padahal aku kan pake seragam sekolah, harusnya malah kak Atu hanya membayar 5ribu, huh, dasar orang kampung! akhirnya kakakku hanya menambahkan seribu rupiah saja...
Sesampainya di stasiun Rangkasbitung, kakakku menyuruhku duduk dan memberikanku uang 5ribu rupiah, katanya "jaga-jaga dede mau jajan, ka Atu ngantri tiket dulu."
Oke, jangankan jajan, yang ada aku takut di stasiun yang suasananya horor, rasa capek mengarahkanku untuk menunggu sambil duduk saja. Tak berapa lama, kak Atu membawa tiket dan kami naik ke dalam kereta yang sedari kedatanganku terparkir membeku, seolah melototi semua yang ada di stasiun (keretanya juga menyeramkan dari luarnya).
Ouch! masuk ke dalam gerbong kereta yang dari luarnya horor, ternyata di dalamnya lebih lagi. Baru satu langkah melirik bangku kosong, aku sudah dibuat pusing, enek, mual, mataku sepertinya berputar-putar,,, Kak Atu menarikku ke deretan bangku yang masih muat untuk dua orang, di samping laki-laki yang merokok, dan sebelahnya lagi ada bapak-bapak yang sepertinya telah selesai makan nasi bungkus, tampilannya dekil (dekil sangadh). di depanku (seberang), bertumpuk-tumpuk karung yang isinya seperti buah salak, ouch.... Cukup lama menunggu, hampir 45 menit, kereta belum beranjak juga. Dan keadaanku saat itu diperparah lagi oleh pedagang (sepertinya sih pedagang) yang membawa dua karung besar serisi nangka,,, oh no,,, rasanya ingin muntah saat itu juga,,,, tapi saat kulihat kak Atu selalu tersenyum, memberikanku kekuatan, kekuatan dari ketidakjelasan hidupku membuatku bertahan,,,

Rabu, 08 Desember 2010

Terobos

Ga boleh ada yg halangi gw, apalagi menyebarkan suatu keraguan dalam diri gw, untuk lulus cumlaude,.. termasuk kamu,...
Jika memang semuanya selama ini, ternyata tidak mampu mengubah anggapanmu tentangku, tak apa, itu berarti kita ditakdirkan untuk tidak berjodoh,...
Sungguh tak apa bagiku, karena setiap individu berhak menilai orang lain dengan sudut pandang yang berbeda,...