Labels

daniera (118) kanazawa (7) nada (92) pengetahuan umum (6) profesi guru (1) puisi (16) skripsi (1)

Minggu, 31 Juli 2011

Udah Tau!

Suatu sore...
D: Eh, kangen banget kamu nih...
C: Iya, udah tau.
Sore berikutnya,
D: Hmmm,,,, sayang kamu...
C: iya,iya,iya, udah tau!
D: Kalo sayang banget kamu?
C: Ya udah taulah!
D: Pokoknya mah sayaaang kamu.
C: Udah tauuuu! rrrrrrggghhh....

Sabtu, 30 Juli 2011

Akan Seperti Apa Ku Dikenang

"Aku penasaran, akan seperti apa aku dikenang nantinya oleh orang tua, saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku, dan semua orang yang menyayangiku..." (Gita Sesa Wanda Cantika, dalam Surat Kecil Untuk Tuhan)

Hari itu, Sabtu 16 Juli 2011, bertepatan dengan Pond's Teen Concert....
Semua rencana berubah ketika ku terbangun di pagi hari, kulihat kakak pertamaku, kak Atu, di meja makan, rupanya semalam ia datang untuk menginap di rumah.
"Kita nonton, De gak pergi kemana-mana kan?"
Aku bingung menjawabnya, karena rencana hari ini aku pergi ke Pandeglang, tuk selesaikan administrasi penelitian kelengkapan berkas skripsi. Tiba-tiba saja, kak Linda, "Kak Inda gak jadi De, nonton konser nya, nonton di bioskop ajja yukz, mumpung kak Atu ngajakin, dan mumpung semuanya kumpul hari ini."
Aku tidak tega tuk katakan tidak, kedua kakakku kelihatannya sangat berharap sekali aku bisa ikut nonton bareng mereka. Hmpth.... Akhirnya kuputuskan berangkat ke Pandeglang sore, tentunya setelah selesai nonton. Yeay!

Sepanjang perjalanan menuju XXI CBD Ciledug, kuberpikir, ternyata aku memang jarang menikmati kebersamaan dengan kakakku, terutama setelah kak Atu menikah dan dulu kak Linda bekerja jauh dari rumah. Aku bersyukur, hari itu diberikan kesempatan bersama mereka, bertiga, sebuah momen yang jarang sekali kudapatkan. Apalagi, kondisinya sekarang aku berusia 21 tahun, usia yang sudah menuju dewasa, 'seharusnya'....

Begitu sampai, kami langsung membeli roti di BreadLife, karena memang cuma itu toko roti yang ada di CBD Ciledug, selesai bayar, langsung ke bioskop, memesan tiket dan membeli minum. Kak Atu terlihat kesal dengan pelayanan di bagian XXI Caffe, mungkin karena terlalu lambat, aku dan kak Linda hanya tertawa kecil melihat kekesalan di wajah kak Atu, "Dasar ibu-ibu, lambat sedikit aja, orang udah dimanyunin, hahaha" Aku dan kak Linda saling berbisik.

Film dimulai.... Hmpth, sebelumnya kak Atu mengingatkan untuk siapkan tissue, karena pasti menangis, aku katakan saja, "Tenang, De gak akan nangis"

Kalimat pertama sesaat film dimulai dan begitu kuingat adalah kalimat yang kutuliskan di awal posting ini,
 "Aku penasaran, akan seperti apa aku dikenang."

Memahami kalimat tersebut membuatku memutar semua memori yang tersimpan dalam kepalaku. ya, semua kejadian dalam hidupku mulai terputar kembali dalam memori, dan aku mengingat semuanya. Sepanjang film itu diputar,... aku rasakan haru, ya, sedih kurasakan turut serta, namun ku tak sampai menangis,,,, tapi, di bagian akhir film, aku mengaku kalah juga, aku menangis, ya, menangis, karena tokoh utama dalam film itu, Keke, pergi tuk selamanya, dan satu pertanyaan yang masih tersisa, akan seperti apa ia akan dikenang... Andai saja aku bisa beritahukan dia, "Kamu dikenang sebagai seorang yang luar biasa"

Film itu usai dan menyisakan isakkan bagi setiap penontonnya. Sungguh inspiratif, memang. Selesai nonton, kedua kakakku melanjutkan belanja, dan aku berangkat ke Pandeglang.

"Akan seperti apa ku dikenang"

Kalimat itu terngiang-ngiang di telingaku. Teringat saat berulangkali aku hampir menyerah, bahkan sempat ingin bunuh diri, saat kutahu ku gagal, dan aku beranggapan tak ada jalan tuk memperbaiki kegagalan itu... Kalimat itu, ya, kalimat itu sungguh menyadarkanku, bahwa aku tidak akan menorehkan akhir yang buruk dalam sejarah dan kisah hidupku, tak akan. Aku bertekad mulai saat itu, saat dalam perjalanan ke Pandeglang, aku akan menorehkan kenangan yang baik dalam setiap momen hidupku, aku ingin dikenang baik, dikenang sebagai seorang yang luar biasa pula.

Dan airmataku mengalir begitu saja saat kumengingat masa lalu.
Saat semuanya kurasa hancur, semuanya runtuh.
Saat aku tidak tahu di mana bapak, saat aku sakit parah, bolak-balik rumah sakit, saat kondisi keuangan benar-benar tak izinkanku tuk lebih lama dirawat, saat aku harus berobat jalan, saat aku merasa terusir dari rumahku sendiri, saat aku benar-benar sakit hati pada Jakarta yang metropolis, saat aku tak bisa kendalikan bibirku yang putih tuk berhenti bergetar, saat ku tak bisa membuat tubuhku hangat, saat semua badanku membiru, saat ku tak bisa berkata apapun tuk hentikan isakan tangis mama, saat beliau tak hentinya istighfar dan bertakbir di telingaku, sampai aku tak sadarkan diri, saat kuterbangun dan semua tubuhku terasa membaik, saat kutersadar banyak santri di sekelilingku dan membacakan ayat suci Al-Quran, saat kudengar semua mengucap syukur atas sadarku, saat mama pada akhirnya memelukku dan mencium dahiku....

Ahhh,,,, Dan semua kejadian itu terputar bagaikan video yang tak bisa ku 'pause', terus berjalan sampai ingatan perjuanganku untuk masuk dan mendaftar di SMA 2 Pandeglang, masa-masa saat SMA, saat awal kuliah, sampai sekarang ini, semuanya terpampang jelas dalam 'memori player', berkelebatan, ahhhh....

Atas semua kejadian itu, semua orang-orang yang kusayangi, semuanya,... Aku bertekad tuk terus dapat beridiri tegar walaupun ombak itu membawa kerikil tajam yang begitu sakit melukai,...

Akan seperti apa aku dikenang nantinya...

Aku Bersama dengan Semangat Kalian

Kamis, 21 Juli 2011....

Kulihati penolakan pada raut wajah sahabatku, padahal aku sangat berharap....
Tapi, aku bisa apa... Aku tidak bisa memaksanya, toh mungkin baginya aku tak berarti apapun, walaupun bagiku mereka sangat berarti, karena dukungan dan semangat merekalah yang buatku mampu berharap tuk berani hadapi bagian akhir perkuliahan...

Hari itu, kumenyadari, harusnya aku tidak egois dan manja.
Aku pergi membelakangi kalian.
Tak kusangka kalian mengejar sampai tempat parkir.
Kalian berdiri dan berulangkali meminta maaf.
Namun, aku bingung, apa yang harus kumaafkan.
Tak ada salah yang kalian lakukan.

Ya, aku memang buku yang terbuka.
Tak bisa sembunyikan rasa dalam hati,
semua terlihat dari sikapku, bahwa aku sedang kesal.

Tapi...

Aku sama sekali tidak kesal pada kalian.
Aku hanya kesal pada diriku,
yang begitu berharap kalian bersedia menemani.

Aku sama sekali tidak kecewa pada kalian.
Aku hanya kecewa pada diriku,
yang begitu inginkan kalian selalu ada untukku.

Aku sama sekali tidak marah pada kalian.
Aku hanya marah pada diriku,
yang sampai saat ini tak bisa kendalikan egoisku.

Tapi...
Aku bisa apa, aku tidak punya hak atas kalian.
Aku tidak ingin memaksa kalian,
karena aku sayang kalian.

Maafkan aku, teman...
Tak seharusnya aku terlihat seperti itu.
Tak seharusnya aku terlalu berharap lebih pada kalian.

Kumenyadari saat ku merasa sendiri,
Saat semua yang kuharap berlalu pergi tak peduli...
Sesungguhnya aku masih bersama dan beriringan dengan
kasih kalian semua yang sayangi aku...

Ya, cukup dengan sugesti kalian bersamaku,
kuyakin bisa lewati semuanya...

Akhirnya Semua Telah Sirna


Getar asmara pun pudar di dalam dada,
Di antara kita tlah tak ada rasa...

Hari ini kamu beritahukan pada semua atas keberhasilanmu
Hari ini semua bangga atas dirimu
Hari ini terbukti bahwa benar-benar kamu lupakanku,
bahkan untuk sekedar sebagai teman
Begitu tak berartinya aku hingga kau tak anggap aku.
Pada semua kamu beritahukan prestasimu
Padaku, kamu diam mengacuhkanku.

Kini kumengerti semua yang kamu lakukan
Semua perhatian dan pengorbanan,
hanya tuk tunjukkan aku kalah di hadapanmu,
aku rendah di depanmu, aku lemah di matamu,
tak apa, asalkan kamu puas lakukan itu,
sungguh tak apa,
tak apa, kamu campakkanku,
sungguh tak apa,
asalkan semua dendammu terbalas, tak apa

Aku hanya berdoa, semoga kamu selalu dapatkan yang terbaik dalam hidup
Semoga Allah swt.selalu berikan berkah dalam setiap yang kamu lakukan...

Diriku, di sini, ikut bangga atas apa yang kamu raih,
walalupun rasa banggaku tak berarti apapun untukmu.

Dan akhirnya semua telah sirna...

Kuatkan Hati ini Menerimanya

Sesaat sebelum kamu pergi tinggalkanku tuk selamanya.
Aku masih dapat menyentuhmu.
aku masih dapat rasakan hangatnya tubuhmu,
aku masih dapat menggenggammu...

Namun, sesaat kemudian, kumelihat kamu.
Kamu dalam keadaan tak berdaya, tak berhawa, tak bernyawa...
Mati mengenaskan, dan torehkan luka di hatiku.
Aku tak sanggup bicara.
Air mataku tertahan, sakit terasa.
Tak bisa ungkapkan apapun.
Tak mungkin berharap kamu kembali.
Tak mungkin, semuanya terlambat.

Dan yang tersisa hanya sesal,
harusnya aku memelukmu lebih lama,
harusnya aku menciummu walau tuk terakhir kalinya,
harusnya aku menggenggammu lebih lama,
harusnya....
Namun semuanya telah terjadi, aku terlambat.
Kamu tlah pergi tinggalkanku selamanya...

Satu pintaku pada-Nya,
pada-Nya yang berhak atas setiap nyawa makhluk di bumi ini.
Agar aku kuat menerima kepergianmu,
Agar aku mampu sadari kehilanganmu.
Kuatkan hati ini menerimanya...

Mommy, Love You So Much

Aku menyesal, kesal,
Rrrrrrrrghhhhh....
Padahal hari itu, 19 Juli 2011....
Tepat pukul 07.00 aku terbangun setelah ketiduran pada pukul 05.00... Kutelepon mommy...
"Mommyyy...!!!!"
" Ya, De?"
"Cepetan, tolongin De, betulkan kalimatnya!"
...
Dan begitu seterusnya, semua terkait dengan perbaikan RPP dan LKS yang kubuat untuk skripsiku, hufth... Setiap pembicaraan yang terlontar diselipi ketegangan dalam setiap nada bicaraku.

Sampai setelah beberapa saat telepon kuputus...
Mommy melanjutkan mengajar...
Dan aku panik, dengan sebenar-benarnya! Aku baru ingat, salah satu tujuanku tidak tidur tanggal itu, alias begadang adalah agar menjadi yang pertama ucapkan selamat ulang tahun kepada mommy,,,, dan semuanya malah berantakan, arrrggghhhh,,,, Aku kesal mengapa skripsi begitu menyita waktu, pikiran, dan tenaga,, bahkan untuk momen penting pada ultah mommy pun kulewati! Payahnya aku...

Di posting ini, ingin kuucapkan maaf.
Maaf kepada mommy,,,
Aku belum menjadi anak yang istimewa untukmu.
Tidak seperti mereka, hmpth...
Aku memang payah,
maafkan aku, mommy...

Bahkan di saat seperti itu pun, aku menangis dengan terisak memohon agar mommy datang ke Ciledug, membantuku menyelesaikan skripsiku, hiks,,, Aku butuh teman tuk diskusi. Dan, dan, dan mommy meng-iyakan,huhuhuhuhu.... Mommy terlalu baik padaku, aku malu, tapi aku mau, ya, aku mau mommy menemaniku di saat yang menegangkan seperti ini.

Terserah mereka, menganggapku anak manja atau apalah. Yang jelas aku sayang mommy.... Love Mommy so much...mmmmuach. :*

Maaf Membuatmu Malu Mengenalku

Pagi itu, aku tergesa.
Ingin secepatnya sampai. Merayakan keberhasilan sidangku.

Ingin kuceritakan semuanya padamu. Ingin kurayakan bersama denganmu.
Ingin kubagi bahagiaku untukmu. Inginku inginkan kebersamaan denganmu.

Harapku kamu ikut bahagia. Harapku kamu ikut bangga.
Harapku kamu ceria menyambutku. Harapku hanya harapan semata...

Hari itu kamu menangkan kompetisi itu, aku senang atas itu.
Tapi...
Kamu acuhkanku, tindakanmu buatku sakit.
Aku berpikir keras di mana salahku.
Mungkin kamu malu jalan bersamaku.
Mungkin kamu tak sudi mengakui aku.
Mungkin kamu,...
ahhhh, entahlah.

Hari itu kamu berbeda. Aku sakit hati kamu diam melihat.
Aku tidak dihormati kamu acuh tak peduli.
Aku berharap kamu memelukku kamu beranjak pergi.
Di mana sayangmu untukku?
Mungkin kamu malu telah mengenalku,
maaf telah membuatmu malu telah mengenalku.
Tak ada maksud untuk itu, sungguh.
Kini, aku sayang kamu. Dan rasa sayang itu butuh perjuangan.
Aku harus tepiskan iri dalam hatiku.
Aku belajar dewasa dari semuanya, aku belajar banyak.
Termasuk pada hari itu...
Hari kamu seperti tak inginkan kehadiranku, padahal harapku begitu banyak.
Aku datang dan kamu tak merespon...


Sekali lagi maafkan aku, jika membuatmu malu telah mengenalku...

Angels Cry - Mariah Carey


I shouldn't have walked away,
I would've stayed,
if you said we could've made everything okay,
but we just
through the blame back and forth.
We treated love like a sport,
the final blow hit so low I'm still on the ground.
I couldn't have prepared myself for this fall.
Shattered in pieces curled on the floor.
Supernatural love conqueres all.
Remember we used to touch the sky.

(Chorus)
And lightning don't strike.
The same place twice.
When you and I
Said goodbye
I felt the angels cry.
Cause true loves a gift.
But we let it drift
In the storm.
Every night
I feel the angels cry.

Come on babe can our love be revived.
Bring it back and we gon' make it right.
I'm on the edge just trying to survive.
As the angels cry.

Limitless omnipresent kind of love
Couldn't have guessed it, would just stop
And disappear, in a whirlwind
Here I am
Walking on this narrow road.
Wobbling but won't let go.
Waiting for a glimpse of the suns glow.
I know I can stand just pull me back up.
Like there ainta hurricane its just us.
I'm willing to live and die for our love.
Baby we can get back that shine.

(Repeat Chorus)

Baby I’m missing you
Don’t allow love to lose
We gotta ride it through
I’m reaching for you

Baby I’m missing you
Don’t allow love to lose
We gotta ride it through
I’m reaching for you

(Repeat chorus)

Kamis, 07 Juli 2011

Persaudaraan


Saudara....
Seutuhnya tentang rindu,
Tentang hati-hati yang terikat.
Selalu tak sabar ingin bertemu,
Senang hati saat saling melihat.

Saudara....

Sepenuhnya tentang rasa,
Tentang hati-hati yang peduli.
Selalu ada doa dan asa,
Saling mengisi saling melengkapi.

Saudara...
Semuanya terangkum sederhana,
Dalam jalinan sayang yang mendalam.
Selalu ada kata yang mengena,
Dalam perenungan setiap malam.

Saudara....
Tiada pernah di dalamnya ada bosan,
Semua karena dilandasi ketulusan.

Saudara...
Satu hal terpikir saat saling memeluk,
Tak ada yang ingin mengakhiri peluk.
Satu hal terpikir saat saling menggenggam,
Tak ada yang ingin melepaskan genggam.
Satu harapan terukir dalam hati...

Saudara...
Tempat bersandar saat harapan mulai pudar,
Tempat berdiskusi saat yang lain tak di sisi.

Ada tawa dalam canda,
Ada tangis dalam haru.
Saling menguatkan,
Saling memberi,
Saling mengerti,
Saling mengingatkan.

Matahariku - Agnes Monica

Tertutup sudah pintu, pintu hati ku,
yang pernah dibuka waktu, hanya untuk mu.
Kini kau pergi, dari hidup ku,
ku harus relakan mu, walau aku tak mau.
[#:]
Berjuta warna pelangi, di dalam hati.
Sejenak luluh bergeming, menjauh pergi.
Tak ada lagi, cahaya suci,
semua nada beranjak, aku terdiam sepi.
[Reff:]
Dengarlah matahari ku, suara tangisan ku,
ku bersedih, karna panah cinta menusuk jantung ku.
Ucapkan matahari ku, puisi tentang hidup ku,
tentang ku, yang tak mampu,
menaklukkan waktu.
Oh 
[#]
[Interlude]
Dengarlah matahari ku,  suara tangisan ku,
ku bersedih,  karna panah cinta menusuk jantung ku.
[Reff]

Minggu, 03 Juli 2011

Apalagi yang Harus Kuberi

Maafkan jika kali ini aku tidak berpihak padamu.
Maaf jika kamu kesal padaku.
Harus kamu tahu, adikku...
Kulakukan semua ini karena kusayang kamu,
karena ku sangat khawatirkan kamu, adikku...

I'm sorry for blaming you,
I've hurt my self by hurting you...



Apalagi yang harus kuberi,
agar kamu percaya aku sayang kamu.
Apalagi yang harus kuberi,
agar kamu yakin aku khawatirkan kamu.

Apalagi yang harus kubeli,
agar kamu tahu inginku tuk lindungimu.
Apalagi yang harus kubeli,
agar kamu tahu inginku kamu jadi yang terbaik.
Apalagi?
Apalagi?
Hhhhh....

Maaf telah buatmu menangis terisak tak berhenti.
Tapi, aku yakin di lubuk hatimu,
Tapi aku percaya dalam pikirmu yang jernih,
Kamu setuju dengan apa yang kukatakan.
Itulah sebabmu menangis,
sebab kamu tak punya kalimat tuk menyanggahku...

Bukan bercanda saat kubilang ku kecewa padamu,
Bukan berbohong saat kubilang ku merasa dikhianati,
ya, oleh adikku sendiri, kamu, adikku sayang....

Lalu? apa kamu pikir setelah kukecewa, ku kan pergi tinggalkanmu?
Begitukah? Tidak! Tidak sama sekali, adikku...
aku tetap sayangi kamu,...
Jangan samakan aku dengan dia yang telah tega tinggalkan kamu.
Dan bukan itu pula alasanku sayangi kamu, bukan...
Aku sayang kamu karena aku sayang kamu, titik.
Tidak perlu alasan tuk menyayangi orang bukan?
Karena sumber rasa sayang itu adalah Dia, Rabb Yang Maha Penyayang.

Dan sekarang, saat kukatakan apa penilaianku terhadapmu,
kamu menangis. Ya, dengan terisaknya.
Membuat semua panik, termasuk aku.
Lalu? Apa kamu kemudian membenciku? Terserah.
Kuharap kamu dapat berpikir lebih baik.
Siapa yang harus diutamakan. Siapa yang harus didahulukan, adikku.
Tidakkah kamu lihat perjuangan Mommy kita,
yang sebegitu tegarnya tuk merawat, menjaga, melindungi kamu?
Tidakkah kamu lihat aku, yang sedari dulu bersamamu,
bersama Mommy, bersama kalian,
begitu inginkan penuhi semua kebutuhanmu, keinginanmu?
Tidakkah kamu lihat semua, adikku?
Aku, Mommy, dan Tya sayangi kamu, sangat sayangi kamu.

Aku berdoa agar kamu dapat memilih siapa yang harus diprioritaskan.
Siapa yang benar-benar sayangi kamu, harusnya kamu dapat rasakan.
Tidakkah kamu ingin buat Mommy bangga?
Buatku bangga? Dan buat semua orang bangga atas kamu?
Apalagi yang harus kuberi, adikku?
Apalagi yang harus kubeli, adikku?
Apalagi yang harus kulakukan?
Semua orang hanya tahu satu hal,
Kamu adikku, kamu dapatkan semua,
kamu bisa semua, dan
harusnya kamu menjadi yang terbaik...

Tapi apa kenyataannya?
Kamu terlalu mengabaikanku, ya,
kamu bukan rindukanku, tapi
kamu hanya inginkan apa yang kubawa, begitukah?
Aku sedih saat lihat Mommy sedih, saat lihat kamu jatuh.
Aku akan sangat kecewa, bukan padamu,
tapi padaku sendiri yang tidak bisa mendidik kamu, adikku....
apalagi yang harus kuberi?
Aku hanya inginkan kamu menjadi yang terbaik,
Ayolah, sadar, sadar, sadar, masih ada waktu.
Satu hal, aku tidak akan pernah tinggalkanmu,
Kini, kamu menjadi bagian tanggung jawabku.
Bukan Mommy yang meminta, tapi hatiku, dengan sadarnya
Aku sangat sayangi kamu.
Jangan kecewakan aku lagi.

Sabtu, 02 Juli 2011

Selalu Ada Pembelaan

Aku bingung...
Jika saat itu, saat pertama Mommy bicarakanmu,
Aku katakan "terserah Mom saja,"
Ada kalimat Mommy yang katakan kamu adalah lelaki yang baik untukku
Ada kalimat promosi yang terlontar dari Mommy

Sepenuhnya aku percaya semua yang dikatakan Mommy tentang kamu,
Ya, sepenuhnya perkataan Mommy,
Aku tahu Mommy ku adalah pengamat yang baik,
Dari situ, aku tahu kamu adalah Lelaki yang baik, soleh, dan
Dan menurut temanku, kamu itu 'ganteng'
Ya, walaupun menurutku sih biasa saja.

Dan kamu buktikan prasangka baikku itu,
Kamu memang benar-benar baik,
Tidak hanya baik kamu soleh,
Kamu perhatian, mandiri, cerdas,
Dan dengan sadarku, kini kamu di hatiku,
Ya, aku 'sedikit' mulai mencintai kamu
'Sedikit', ya!

Hmmm, Entahlah,...
Dulu aku tidak peduli kamu bicara dengan siapapun,
sungguh tak peduli.
Kamu komunikasi, berhubungan dengan siapapun,
kini menjadi perhatianku,
Kurasakan ada yang mengganggu setiap kubuka
account facebook-mu,
ahhh, ini adalah salah satu alasan kumulai
bosan, jenuh, mual tuk main facebook, :(

Kuadukan itu semua kepada Mommy,
hhhh, mungkin aku masih terlalu manja.
dan apa yang diakatakan Mommy?!?
Mommy malah habis-habisan membela kamu
Selalu ada kalimat pembelaan untuk kamu,
"Namanya juga laki-laki, De..."
"Namanya juga berjauhan.."
"Ya, wajar, kan dia memang baik ke semua orang..."
Ahhhh sudahlah, andai saja rasa untukmu itu belum tumbuh
Belum ada seperti sekarang,...
Tapi pantang menyesal bagiku,....
Aku harus tetap bisa dan fokus tuk lanjutkan S2...
Denganmu, ataupun tanpamu....