Labels

daniera (118) kanazawa (7) nada (92) pengetahuan umum (6) profesi guru (1) puisi (16) skripsi (1)

Kamis, 01 Desember 2011

Apa Pedulimu?

Apa pedulimu saat aku rindu?
Kamu cuma bilang 'sudah tahu'

Apa pedulimu saat aku mengkhawatirkanmu?
Kamu cuma bilang 'baik,baik,baik'

Apa pedulimu saat aku sakit?
Kamu cuma bilang 'sedih tidak bisa bertemu'

Apa pedulimu saat aku memikirkanmu?
Kamu malah bilang 'jangan pikirkan yang tidak penting'

Apa pedulimu padaku yang begitu inginkan dengar suaramu?
Kamu malah bilang 'mau ngomong apa? siap dengar' dan kemudian keheningan kamu munculkan.

Apa pedulimu tentang sepiku?
Kamu tidak peduli.

Apa pedulimu saat aku sesak menahan rindu?
Kamu tidak peduli.

Apa pedulimu tentang peduliku?
Kamu sedikitpun tak peduli.

Yang terpenting bagimu, 'di dunia ini tak mau sendiri'
Dan aku? tak penting.

Yang penting bagimu,
Saat kamu merasa sendiri, masih ada aku.
Aku yang tidak pernah biarkanmu sepi.

Yang penting bagimu,
Saat kamu merasa gundah, masih ada aku.
Aku yang tidak bisa tidak melihat senyummu.

Yang penting bagimu,
Saat kamu merasa sulit, masih ada aku.
Aku yang selalu siap membantumu.

Aku yang begitu mencintaimu.
Aku yang terlalu sering katakan sayang.
Aku yang selalu bilang rindu.
Aku.

Ahh...
Mengapa aku merasa dicampakkan olehmu.
Padahal aku yakin kamu tiada pernah setega itu.
Padahal yang menyakitkan adalah keadaan.
Padahal aku tahu kamu pun inginkan sama denganku.
Padahal kamu percaya aku begitu mencintaimu.
Padahal kamu juga merindukanku.

Atau...
Selama ini aku salah?

Kau datang dan pergi sesuka hatimu.
Kejamnya dikau teganya dikau padaku.

Ahh...
Mengapa pula aku bersedih saat kamu katakan 'jangan tunggu aku'?
Padahal itu agar aku mengejar mimpiku.
Padahal kamu ingin belajar bersikap mandiri.
Padahal kamu tahu besar inginku pergi bersamamu.
Padahal kamu suka semua kebersamaan kita.

Biarlah jauh di mata. (hingga tak lagi menggebu tuk bertemu, begitukah?)

     27 September 2011 - 12 November 2011
     Aku kira dapat lebih lama dari itu.
     Aku mengerti, rasa bosan biasa menghinggapi.
     Aku paham.

Yang penting dekat di hati. (usah lagi jalan bersama, bermain bersama, begitukah?)

Rabu, 30 November 2011

Hujan Deras, Panas Mentari, dan Rangginang

"Rabb-ku yang maha baik, berikanlah panas mentari seusai hujan ini, jangan biarkan 500 ranginang mamaku gagal produksi. Amin."

Hari itu, pagi yang mendung. Namun, mamaku dengan semangatnya, mengatakan "nanti akan panas". Ya, aku berharap yang sama tentunya. Pasalnya, mamaku telah selesai membentuk ratusan bulatan ranginang. Dalam 10 tampah siap dijemur. Tak terbayang olehku, bagaimana jadinya jika tak ada panas mentari hari itu.

Namun, alam berkehendak lain. Mendung itu berkelanjutan hujan deras. Ya, sangat deras malah. Aku merasa agak menggigil saat itu. Tapi, aku tentu tidak membiarkan mama memindahkan kesepuluh tampah itu sendirian diiringi derai hujan yang amat derasnya. 

Sudah seminggu yang lalu, mama meminta izin agar hari itu, ia dapat mengikuti kegiatan pengajian kompleks. Mama bercerita dengan antusiasnya. Tak mungkin aku melarangnya. Saat itu di rumah memang hanya ada aku dan mama. Sekitar pukul 10, mama dijemput temannya. Mama hanya berpesan, "hati-hati di rumah, dan jika hujannya berhenti, tampahnya dikeluarkan lagi." Aku menjawabnya dengan senyum pasti. 

Ya, yang aku lakukan saat sendiri itu adalah berdoa. Berdoa agar Rabb ku berkenan memberikan panas mentari seusai hujan deras ini. Tak mungkin kumeminta untuk menghentikan hujan itu, karena hujan adalah bentuk rahmat-Nya. Tapi aku juga amat mencintai mama. Tak mungkin aku biarkan peluhnya tersia karena ranginangnya yang gagal produksi.

Dan aku rasa Rabb ku yang maha pemurah itu, telah mengabulkan doaku. Sekitar pukul 11 panas mentari mulai menyinari, dan derasnya hujan berganti rintikan kecil yang sebentar lagi akan tiada. Aku bersiap. Kurapikan bangku-bangku untuk menyusunnya di halaman rumah. Kususun semua tampah itu dengan sedemikian rupa dengan harapan semuanya mendapatkan sinar mentari yang cukup. Hhhh... Sedikit lega  perasaanku. Aku kembali ke kamarku di lantai atas. Aku kembali menekuni pekerjaanku yang belum terselesaikan. Terduduk di depan laptop selama satu jam, aku terkaget ketika mendengar suara air hujan seperti menderu. Aku terlompat, dengan tergesa-gesa segera berlari menyusuri anak tangga. Dengan secepatnya, menuju halaman rumah, jangan sampai hujan itu benar-benar membasahi semua tampah yang berisi ranginang penuh. Aku kembali menyimpannya ke dalam rumah. Kemudian sambil menunggu, aku berdoa, Dia pasti akan memberikan yang terbaik untukku, yang di hari itu mendapatkan tugas dari mama. Ternyata hujan itu hanya sekitar 30 menit. Dan mentari kembali terasa hangatnya. Kembali, aku menyusun rapi semua tampah itu di halaman rumah. Ohh, betapa lelahnya. Lelah raga tiada berarti bagiku, lelah pikiran yang ternyata amat menyiksa. Butuh kesabaran untuk hal sederhana menjemur ranginang. Dan itu dilakukan sempurna oleh mamaku selama ini. Luar biasa. Dan hal terbaik dari-Nya yang kudapat, adalah aku mengerti tentang arti sebuah perjuangan.

****

Masih ingat saat aku meminta mama berhenti menjalankan usaha garment. Aku katakan, mama lebih banyak membutuhkan waktu untuk istirahat, sedangkan usaha itu sangatlah lelah, menyita waktu dan tenaga. Dan aku sangat tidak rela melihat mama yang kelelahan. 

Aku tidak menyangka ternyata mama sakit, setelah seminggu berhenti melakukan aktivitasnya yang super sibuk. Dan keadaan ini lebih membuat hatiku ngilu. Aku mengetahui sesuatu. Salah satu passion nya selain garment adalah membuat ranginang. Sudah terbukti, dulu, saat aku masih di tahun pertama kuliah, banyak tetangga yang pesan, bahkan untuk dikirim ke luar kota. Aku mengapresiasinya. Bagiku, mamaku adalah wanita jenius, yang tak bisa betah dalam diam. Satu kompleks Perdagangan saja, kenal dengan mama, tapi sepertinya hanya segelintir saja yang kenali aku. Sungguh tragis. Ya, aku tak pandai bergaul mungkin. Entah karena trauma akan banyak kejadian di hidupku, atau karena memang aku berkarakter pemalu. Yang jelas, mamaku sangat cepat tenar. Pandai bergaul. Dan sebenarnya banyak hal yang aku dapatkan darinya tentang hidup. Ya, dari mulai hal kecil, menanam tanaman cabai saja, ia dapat dengan cepat beramah tamah kepada para tetangga. Banyak tetangga yang memuji cabai hasil tanam mamaku. Ya, aku pun kaget mengamati bahwa cabai yang dihasilkan begitu berisi, padat, dan mulus. Mungkin karena mama menanamnya dengan keceriaan, dengan penuh harapan, dengan pesan kehidupan. Bagiku, mama adalah wanita jenius yang luar biasa.

Saat aku mengusulkan migrasi usaha ke ranginang, bukan main senangnya tanggapan mama. Ia kemudian menyediakan waktu satu hari untuk berbelanja peralatan. Membeli tampah baru, kemudian menceritakannya padaku dengan riang gembira. Aku terenyuh. Belum pernah, ya, belum pernah sejak kejadian 10 tahun lalu, mama memancarkan aura bahagianya. Ya, aku menangis haru dalam hati. Aku bahagia tentu, karena kupikir mama telah memiliki fasilitas untuk menjalankan passion yang lain, tanpa perlu lelah berlebih. Tanpa perlu sakit karena terdiam. 

Namun, hari itu, saat aku diberikan kepercayaan untuk menjemur ranginang, aku mengerti. Betapa berjiwa besarnya mama, saat mengatakan kepadaku ada sekitar 50 ranginangnya dibuang, karena terendam air. Saat itu, aku menanggapinya dengan simpati yang ala kadarnya. Namun kini, aku menangis, begitu menegangkannya memproduksi ranginang di bulan penghujan ini, di saat pesanan semakin bertambah. Di saat relasi semakin banyak. Aku, yang telah merasakannya langsung bagaimana perjuangan itu, sangat tersentuh. 
Kebahagiaan saat giat bekerja. Ya, kebahagiaan yang ia pancarkan. Tiada pernah mengeluh. Aku merasakannya.

Bagiku, mama adalah perempuan yang luar biasa. Dan banyak hal yang kumiliki padahal ia selalu mencontohkannya. Tapi, tak pernah ada kecewanya padaku. Ia selalu ketakan bangganya memilikiku kepada semua orang. Aku sayang mama. Setiap jerihnya adalah kekuatanku untuk bangkit.

Mommy, You Give Color to My Soul


Jumat pagi yang cerah di bulan Juli 2004, aku dan ibuku berjalan agak tergesa menuju gedung sekolah bercat warna hijau bertuliskan SMA Negeri 6 Pandeglang. Ya, saat itu aku bermaksud untuk mendaftar di SMA karena baru saja aku lulus dan menerima ijazah dari SMP 219 Jakarta. Tak disangka ternyata hari itu pendaftaran sudah tutup dan di hari itu juga merupakan hari terakhir daftar ulang SMA. Sesungguhnya aku panik, kakiku lemas. Bagaimana tidak? Ijazah SMP yang baru saja kuterima di hari Kamis pagi, sorenya langsung kubawa ke Pandeglang, bersama dengan ibuku, dan ternyata pendaftarannya sudah tutup sejak seminggu yang lalu. Kesal, kecewa, ingin rasanya menangis saat itu juga, namun aku tak mau terlihat terpukul di dekat ibuku, karena aku tahu, banyak hal terjadi dalam kehidupan keluargaku saat itu dan tidak sedikit yang buat hatinya hancur.

Sedikit memohon, ibuku berbicara banyak hal pada panitia penerimaan siswa baru yang sepertinya juga guru di sekolah itu. Namun, apa dikata, mereka benar-benar tidak berminat bahkan untuk melirik nilai ijazahku, apalagi nilai raporku. Terlebih saat ibuku sedikit mengulas kondisi keluarga.
"Kepala sekolah kami sedang tidak ada. Kalo saja ada, mungkin Ibu bisa berlobi dengan beliau, tapi kepala sekolah memang benar-benar tidak ada."
"Lalu bagaimana dengan nasib anak saya? Kira-kira ada sekolah dekat sini yang masih menerima pendaftaran, Pak?"
"Coba Ibu ke jalan di bawah. Coba saja SMA yang di bawah sana, siapa tahu mereka mau menerima anak Ibu."
"Kalo begitu saya pamit, terimakasih Pak."

Tak perlu memohon lebih lama di sekolah itu, aku dan ibuku berjalan dengan tergesa ke sekolah yang ditunjuk oleh Bapak tadi, mengingat itu adalah hari Jumat dan jam sudah menunjukkan pukul 10.00. Sudah merupakan hal yang biasa di daerah Pandeglang, yang dikenal sebagai kota santri, di hari Jumat pasti kaum laki-laki akan bersiap ke masjid lebih awal. Sempat shock begitu melihat plang. Tertulis "SMAN 2 Pandeglang" Namun, tiada terlihat seperti sekolah, yang ada hanya bangunan yang hampir roboh, dan lahan kosong. Aku terenyuh. Namun, perasaan lega kembali kurasa sesaat setelah kemudian menengok ke sebelah kanan, ternyata plang itu hanya plang. Bangunan sekolah yang sesungguhnya bukan yang ada di belakang plang. Ya, plang itu hanya semacam menjadi petunjuk di tikungan saja, bahwa ada sekolah di posisi yang memojok dan agak ke bawah memang.

Tiba di ruang panitia, ibuku banyak bercakap kepada panitia, dan jawaban yang diterima, tidaklah jauh beda dengan sekolah sebelumnya yang aku kunjungi. Panitia di ruang itu agak bersantai, karena di SMAN 2 Pandeglang hari itu merupakan hari terakhir daftar ulang. Namun, setelah ibuku benar-benar menunjukkan sikap memohonnya, seorang panitia, yang terlihat jelas sekali, dia adalah guru, menghampiri, kemudian menanyakan nilai ijazahku. Kulihat muka ibu yang mengenakan blezer berwarna kuning, dan style jilbab yang berbeda dari umumnya itu, agak tercekat lama memandangi nilai-nilaiku di fotokopi ijazah itu. Sampai akhirnya berkata kepada ibuku.
"Bisa saya lihat nilai rapor anak Ibu?"
"Oh, iya, ada, saya membawanya."

Ibu itu, lama memandangi seluruh halaman raporku, sambil dalam hati aku terus berdoa supaya ada saja belas kasihannya padaku, karena aku memang benar-benar ingin melanjutkan sekolah, tak ingin terhenti walau hanya setahun. Dia menghampiri panitia lain, Bapak-bapak semuanya, ya, setelah kuperhatikan ruangan itu, ternyata ibu itu hanya wanita seorang yang menjadi panitia penerimaan siswa baru.
"Saya minta ijazah aslinya, Bu."
Hatiku mencelos, aku ceroboh, karena aku ingat betul, ijazah asliku kutinggal di rumah kakekku. Sedangkan jarak dari sekolah itu ke rumah kakek tidak dekat. Dengan menggunakan angkot, dan angkot itu melaju dengan kecepatan kira-kira 60 km/jam, baru bisa sampai 30 menit. Tapi, masalahnya tidak semua angkot dapat melaju secepat itu, terlebih di hari Jumat muatan penumpang sangat jarang. Namun, tak patah arang ibuku langsung menyanggupi untuk mengambilnya ke rumah, dan aku ditinggal sendiri di sekolah itu.

Sambil menunggu, aku mencoba menatap sekeliling gedung sekolah. Lapangan sekolah memiliki rumput yang agak tinggi, tanpa pavingblock. Kelas-kelas tanpa lampu, tanpa kipas angin. Kurasakan hangat tetes airmata. Pertanyaan-pertanyaan yang tepatnya kutujukan pada diri sendiri, membuatku menangis.

"Di jakarta ikut ekskul apa?" Tiba-tiba ibu guru yang style jilbabnya berbeda itu menghampiriku.
"Basket dan Pencak silat." Jawabku sesingkat-singkatnya, karena jujur saja aku masih shock. Aku masih berusaha menerima keadaan bahwa aku harus melanjutkan sekolah di 'kampung'. Entahlah bagaimana ekspresi ibu guru itu, yang jelas dia langsung terdiam dan mengamati badanku.
"Pasti tidak percaya. Jelas saja tidak percaya, badanku pendek dan kurus seperti ini." Kataku dalam hati, namun, aku lebih memilih menunggu ibuku dalam kediaman sambil terus mengamati keadaan lingkungan sekolah, dan membuat kalimat penghiburan yang mempan di hatiku, agar aku dapat berterima bahwa aku memang harus sekolah di sini, sekolah 'kampung'.

****

"Kalau dipikir-pikir, lucu ya Mom..."
"Iya, itulah kuasa Allah. Padahal jarang Mom mau jadi panitia penerimaan siswa baru, entah apa yang menggerakkan Mom saat itu. Tapi, yang jelas semua itu sudah diatur dengan kerapihan rencana Allah yang luar biasa, kita harus bersyukur."

Ternyata sekolah ini, tempat kumenimba ilmu pengetahuan, tempat mommy mengajar, telah mengukir banyak pelajaran kehidupan. Telah membukukan banyak prestasi. Aku bersyukur saat itu diberi petunjuk untuk menuju ke sekolah ini. Aku bersyukur, saat itu aku digerakkan menuju sekolah ini. Tempat aku mendapat ketulusan cinta yang begitu besar. Tempat aku menjadi dewasa. Dan pada akhirnya, hanya selang beberapa bulan aku bersekolah, ternyata sekolahku itu terpilih sebagai sekolah model! Ya, dan saat itu, yang terpilih sebagai sekolah model secara nasional baru 6 sekolah. Aku sangat bersyukur, aku tidak salah pilih, aku sudah diberikan jalan yang terbaik.

Kenangan awal kedatanganku di SMAN 2 Pandeglang benar-benar tak bisa kulupa. Setiap detail yang kulakukan, aku mengingatnya. Luar biasa. Ternyata aku jatuh cinta pada Kampus Samakta, sebutan untuk SMAN 2 Pandeglang, jatuh cinta pada suasana sejuk Pandeglang, dan jatuh cinta pada Mommyku. Dan semuanya adalah rencana-Nya yang begitu indah. Padahal tak pernah terbersit sekalipun aku bisa dekat dengannya, seorang guru Bahasa Indonesia, yang waktu itu benar-benar sangat berperan agar aku dapat bersekolah di sana. Lobinya tak terpatahkan, 'aset' begitulah sebutan untukku saat dia memperjuangkan ke hadapan kepala sekolah.

****

...
"Juara II Olimpiade Fisika Tingkat Kabupaten Pandeglang Tahun 2005 adalah 'Atih' dari SMAN 4 Pandeglang."
Terasa dekapan Mommy saat pembacaan pengumuman, mungkin karena perubahan air mukaku, aku sudah tiada lagi harapan. Namun, tak disangka Mommy memberiku semangat yang luar biasa.
"Tenang, De juara I! Kan belum selesai pengumumannya."
Senyumnya tak pernah lepas tuk selalu semangatiku.
Pancaran yang keluar dari matanya seolah berkata, 'Kamu adalah pemenang di hatiku, Nak'.
"Juara I Olimpiade Fisika Tingkat Kabupaten Pandeglang Tahun 2005 adalah 'Dewi Muliyati' dari SMAN 2 Pandeglang."
Benar saja! Aku menangis haru. Aku maju tuk menerima penghargaan. Aku tak pernah menyangka aku bisa. Ya, aku bisa. Terimakasih Mommy, kau percaya aku bisa, dan aku bisa!

****

"Hmmm... Tidak apa kan, gugur di babak penyisihan?"
"Tidak apa-apa. Buat Mom, De luar biasa, lagipula De hanya kalah sedikit, yang diambil 25, dan De ada di urutan 36. Dan, ingat, pesertanya 150 siswa untuk kompetisi fisika."
Entahlah, mungkin itu kalimat penghiburan dari Mommy yang saat itu sedang menemaniku di Pestasains IPB Bogor. Harapanku untuk menang memang besar. Tapi, apa daya, mungkin aku kurang belajar. Selain itu, aku juga mungkin terlalu sibuk di organisasi karena menjabat sebagai Sekretaris Umum OSIS. Ya, aku ingat semua tentang organisasi. Bagaimana tidak, saat aku katakan aku hendak keluar dari organisasi, Mommy melarangku. Pesannya, kita sekolah memang untuk belajar, tapi kita juga perlu belajar hidup dalam organisasi. Dan tak disangka, pemungutan suara pemilihan kader OSIS satu sekolah, aku terpilih menjadi sekretaris utama, "De pasti bisa! Mommy akan selalu bantu!" Begitu kata-kata Mom saat pelantikan.

"Dan sebelum kita menyaksikan babak final Kompetisi Fisika Pestasains IPB Bogor dari kelima finalis kita, kita akan membahas sedikit tentang alat peraga."
Deg! Hatiku berdebar, rasanya lemas. Akankah kesempatan itu masih ada setelah aku gugur di babak penyisihan. Entahlah, yang jelas aku sangat berharap.
Kutatap Mommy. Seolah mengerti, dia tersenyum, matanya bercahaya, seolah berkata 'Siapkan mentalmu, Nak'.
"Makalah dengan judul 'Ketika Gelap Menerjang Pandeglang' dan karyanya berupa emergencylamp terpilih sebagai Hasta Karya Terbaik Kompetisi Fisika Pestasains IPB Bogor. Kepada Ananda Dewi Muliyati, dipersilakan maju untuk mempresentasikan hasil karyanya. Hadirin, mari kita sambut dengan tepuk tangan meriah."
Yeay! Aku berteriak dalam hati. Senang bukan main. Aku tersenyum pada Mommy, yang saat itu ternyata sudah tidak ada di sampingku, karena telah berpindah ke tempat agak ke tengah dan bersiap untuk memotretku. Ini adalah penampilan pertamaku di tingkat nasional. Kulihat kebanggaan dalam raut mukanya. Senyumnya mengisyaratkan 'Tak apa Nak, tak membawa pulang piala juara, tapi De tetap berprestasi dengan menerima penghargaan Hasta Karya Terbaik. Kita harus bersyukur atas prestasi apapun yang kita raih.'

****

"Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya juara III ditetapkan diraih oleh 'Niken' dari SMAN 1 Rangkasbitung."
Mendengar keputusan juri, terang saja aku lemas. Mengapa saat penilaian, mereka katakan aku adalah calon penulis baik-baik. Tapi, mengapa saat ternyata pengumuman, nilaiku sama dengan peserta lain, dan mengapa bukan aku yang terpilih! Aku rasanya hendak marah. Ya, mengapa pula sebegitu teganya. Aku menangis sepanjang jalan. Aku benar-benar tidak terima dengan keputusan juri di lomba menulis tentang perpustakaan tingkat provinsi Banten itu. Diam mewarnai perjalananku dan mommy dari kota Serang menuju Pandeglang. Ibaratnya, pulang dengan kekalahan.
Esok harinya, "De, selamat! De dapet juara III! Lomba menulis yang kemarin!"
"Kok, bisa?" Aku kebingungan.
Mommy langsung menunjukkan sms nya dengan salah satu juri. Kurang lebih isinya tentang pengajuan dua penghargaan untuk juara III. Aku tak percaya mommy lakukan itu selama perjalanan pulang kemarin. Aku terharu. Aku bahagia, mengetahui hal ini. Bahkan, dalam diam pun dia merasakan aku, dalam diam pun dia berusaha untuk selalu membuatku bahagia.

****

"Pokoknya, De gak mau tau, Mom harus ke Tangerang! Mom temenin De nyusun skripsi! De udah bener-bener bingung!"
"Iya, tenang dulu ya, mom gak bisa langsung pergi saja, mom kan harus mengurus semua kepentingan mengajar. Mom pasti temani De, bahkan sampai sidang, Mom pasti temani..."
Mendengar kalimatnya, begitu menyejukkan, begitu dalam terasa kasihnya, begitu besar sabarnya, menghadapiku yang sedang tak karuan ini. Masa-masa yang sangat sulit.
"Mom, ini kalimat yang benernya apa? Cepet!!!"
"Iya, De sms aja, nanti mom kirim, mom lagi ngajar di kelas, De..."
Dan telepon segera kuputus, dengan perasaan geram tentunya. Kesal, entah kepada siapa. Hancur rasanya hatiku jika terbayang kemungkinan aku gagal dalam sidang skripsi tanggal 23 Juli itu. Dan, mommy ku baru besok siang bisa datang ke Ciledug, rumahku. Dan, saat aku telepon, mengapa pula tidak dengan cepat menanggapiku! Ah, entahlah, aku menangis seorang diri di kamar.
"Mommy.... Maafin De,... De gak sadar. Maafin De,,,, Mommy.... Happy b'day."
Dan aku sudah benar-benar keterlaluan, pagi di tanggal 19 Juli, aku malah menelepon Mommy bukan tuk ucapkan selamat ulang tahun, malah marah-marah tidak jelas, sambil meminta mom untuk mengoreksi kalimat yang tertulis dalam skripsi. Oh..., sungguh keterlaluannya aku. Tapi, tiada sedikitpun marah Mom... Dia tetap sabar. Aku mengerti satu hal yang pasti. Dia amat mencintaiku...

****

"Mom! Cepetan deh! Ngebut dikit apa bawa mobilnya!"
"Iya, sabar De. Ini juga mom berusaha cepat, yang penting kan dosen De sudah berjanji."
"Duh, De bener-bener bingung deh, gimana kalo dosennya gak mau lengkapi validasi perangkat pembelajaran? Haduuuh!!! Stres tingkat tinggi! Mom tau kan, besok itu De ujian skripsi!"
"Iya, yang harus kita lakukan adalah berdoa. Memohon yang terbaik."
...
"Sekarang sudah malam, rumah kamu jauh, kan?"
"Iya Pak, tapi saya diantar mommy saya."
"Hah? Ya ampun, kamu itu sampe merepotkan orang tua, menyusun skripsi kamu juga!"
"Hehehe, takut Pak kalo di kampus sampai malam sendirian mah."
...
"Mommy...! Alhamdulillah, sekarang sudah lengkap validasinya! Alhamdulillah...."
"Alhamdulillah, mom ikut senang. Dari jauh, mom lihat muka De sumringah. lega rasanya lihat anak mom seperti itu."
Mobil sedan itu melaju dengan cepat menuju rumahku, aku bahagia malam itu. Aku ditemani mommyku. Aku merasa tidak sendiri. Ya, kini aku percaya, saat mommy katakan aku bisa, maka aku bisa!

****

"Ya, selanjutnya!" Dosen yang menjabat sebagai ketua jurusan mempersilakan giliranku, sidang skripsi! Aku telah mempersiapkan semuanya, bahkan aku sempatkan untuk memeriksa koneksi kabel proyektor dan laptopku. Ketika kulihat, ternyata mommy melangkah keluar ruang sidang yang bersifat terbuka dan dihadiri oleh banyak mahasiswa juga, peserta sidang, adik tingkat, dosen-dosen, dan mommyku, tentunya. Aku mengerti. Mommy tak tega melihat anaknya 'dibantai', mungkin. Entahlah. Tapi, aku yakin, aku bisa melewati hari itu. Benar saja, aku mengalami sidang terlama dari 7 peserta sidang hari itu.
"Tadi, kenapa keluar ruangan, mom?"
"Mom gak tega lihat De sendiri di sana, diserang dengan banyak pertanyaan. Lama pula. Tapi, mom bangga, karena walaupun di luar ruangan, suara De terdengar jelas, terdengar tegar. Padahal mom kira suara De akan tidak terdengar"
"Itu karena ada mom. Ya, mom itu kekuatan buat De. Mom yang membuat kelabu itu menjadi lebih berwarna. Terimakasih atas semuanya."

Saat itu, aku sudah tak pedulikan lagi, apapun tanggapan orang. Terserah mereka, mereka boleh mengatakan aku adalah anak termanja. Atau aku yang 'lebay'. Terserah. Yang penting, aku bisa melewati sidang dan aku lulus. Toh, mommy datang untukku, bukan untuk mereka. Mommy terlihat puas. Aku lega sekali rasanya. Sepanjang perjalanan pulang aku tertidur di mobil. Ya, lelah sepertinya, lelah yang teriring dengan bahagia, dan kebanggaan mommy untukku tentunya.
Mommy, you give color to my soul...

****

"Dewi Muliyati dari Pendidikan Fisika FMIPA..."
Aku langkahkan kaki tuk ke depan. Saat itu perasaanku bercampur aduk. Di depan, ku berdiri di hadapan ribuan orang. Ribuan mata menatapku dan lulusan terbaik lainnya saat wisuda 24 September itu. Hari yang begitu bersejarah buatku. Sambil menunggu persiapan rektor, pembantu rektor, dekan, dan guru besar untuk memberi ucapan selamat, sesekali aku menatap jauh ke bagian undangan VIP B. Ya, di sana ada mommy. Aku berusaha menampilkan senyum terindah saat itu. Senyum yang membuatnya bangga. Karena kuyakin, iya sedang menyaksikan aku menerima penghargaan dengan bangganya.

****

Dua bulan berlalu sejak wisuda di gedung GSG UNJ. Kerinduanku kepada mommy amat besar. Apalagi sekarang, waktu luang untuk ke Pandeglang sangatlah sedikit. Aku seperti dijerat kesibukan. Aku juga rasakan rindu mommy padaku. Tapi, aku harus bertahan untuk meneruskan perjuangan, sebuah babak baru dalam kehidupanku yang sesungguhnya. Dunia kerja. Aku akan membuat mommy lebih bangga. Ya, itu janjiku. Aku sayang mommy.

Tulisan ini sebagai ungkapan kerinduanku. Ungkapan maafku, atas ketidakmampuanku melawan semua kesibukanku. Ada saatnya aku akan menghadirkan kebanggaan yang teramat untukmu, mommyku sayang.***

Without you, Mom, I would be lost...
Mom's Love can do anything that impossible...

Kamis, 24 November 2011

Aku Benci

Aku benci keadaan saat
kamu tak menghiraukanku.

Aku benci kenyataan ketika
kamu tak hendak bertemu denganku.

Aku benci saat rindu menyesakkan dadaku,
dan kamu tak sedikitpun berkabar padaku.

Aku benci waktu semua orang tanyakan kamu
dan aku tidak bisa menjawabnya.

Aku benci tidak tahu apa-apa.

Aku benci terperangkap sepi.

Aku benci diacuhkan.

Aku benci ditinggal pergi.

Aku benci pekat.

Aku terjatuh,
aku tertatih,
aku terengah,
di lorong sepi...

Rabu, 16 November 2011

Kamu itu Bahagiaku

Saat-saat kamu tidak menjawab pesanku, atau saat di mana kamu tak mengangkat teleponku, adalah waktu yang buatku semakin sadar, kamu begitu berartinya untukku, adikku...
Entah sejak kapan...
Aku menyayangimu, aku begitu peduli padamu, aku amat mencintaimu...
Aku, yang akan menyalahkan diriku jika aku tahu aku lalai dalam menjagamu tetap tersenyum dan semangat, maafkan aku. Hanya kata itu, selebihnya? Aku harus tetap bersabar, sampai kamu benar-benar merasakan aku sangat menyayangi kamu, hmmm, my soul...

Sore ini, begitu menyedihkan bagiku, karena aku lalai mengartikan sinyal darimu, yah, aku telah lalai menerjemahkan bahasamu, bahasa hati mungkin, atau bahasa kita, lebih tepatnya. Aku malah sibuk dengan perasaanku yang khawatir berlebihan dengan BB baru itu, karena di depanku sudah terbayang aku telah membuang dengan percuma layanan internet service, hanya gara-gara BB ku menolak nomorku. Aneh. Entahlah, mestinya aku sadari ini sejak awal, usah lagi mempermasalahkan dan ngotot agar nomor ***** ku terpasang di handheld itu, aku harusnya dapat berpikir mudah, simpel, ringkas, menggunakan layanan *** untuk internet service di handheld ku itu... Aaahh, semua sudah terlanjur terjadi.

Dan sekarang, sore ini, di saat aku sudah mulai bisa menenangkan pikiranku, mencoba kembali berkosentrasi pada tulisanku, aku menyesali kecerobohanku, aku 'terlalu terburu-buru' dalam mengambil keputusan, dan terlalu idealis, agar handheld ku itu terpasang nomor utama, dan keresahan yang timbul ternyata mengakibatkan 'berkurangnya sinyal hatiku' padamu, adikku... maafkan aku.

Sore ini, saat aku kembali menghubungimu, dan mengetahui keadaanmu, dan tak enya usahaku gagal agar tetap berkomunikasi padamu. Aku khawatir. Bukan karena aku tidak percaya padamu, aku khawatir sebagaimana khawatirnya seorang kakak kepada adiknya, aku berdoa supaya kamu baik-baik saja. Kalau saja kamu tahu, di sini aku, menunggu kabarmu dengan tak sabar. Tetapi aku tentu harus sabar, ya, harus mempertahankan kesabaranku, tepatnya. Karena pastinya lelah menyelimuti kegiatanmu hari ini. Maafkan aku, karena hari ini aku gagal menjadi kakak yang selalu melindungimu, mengerti adiknya, aku masih belajar...

Saat kukatakan aku merindukanmu, aku benar-benar merindukanmu. Bukan hanya sekedar kalimat yang terlafal otomatis di benakku karena aku terlalu sering mengatakannya, bukan, bukan itu.... Andai saja kamu tahu, aku mengatakannya sambil menitikkan airmata, karena aku memang benar-benar merindukanmu, kamu pasti akan langsung memelukku. Tapi tidak, aku tidak secengeng itu di depanmu. Kebahagiaanku setiap bertemu denganmu, itu saja sudah cukup untuk menutupi sakit yang ditimbulkan rasa rindu itu. Aku tidak mau kamu memelukku karena merasa iba atau kasihan kepadaku yang menangis di depanmu. Aku juga tidak mau mendengar kamu mengatakan rindu di telepon hanya karena aku mengatakan rindukanmu sambil menangis. Tidak. Setiap ucapkan rindu itu, setiap ucapkan sayang itu, aku selalu menggigit bibirku agar nada suaraku terkesan biasa, normal. Bahkan belakangan ini mungkin aku sering melakukan improvisasi mengucapkan kalimat-kalimat itu, adalah agar tidak kentara kerinduan yang begitu besar.

Miss you so much, my soul sister... And I really miss you, when i say it. :*

Selasa, 15 November 2011

Apa Kamu Tahu?

Kamu sudah mengetahui kalau aku merindukanmu.
Tapi, apakah kamu tahu, menangisku setiap malam karena merindukanmu?

Apa kamu tahu, perihnya saat satu-satunya harapan yang bisa membuatmu kembali bersemangat, satu-satunya yang kamu percayai tidak akan meninggalkanmu, malah mengacuhkanmu?
Kamu tahu rasanya?

Kamu tahu?
 

Minggu, 13 November 2011

Seperti Dicampakkan

Entahlah, seperti dicampakkan.
Rasanya lebih sakit ketimbang menerima pengkhianatan si p dan f.
Kamu tahu, mengapa sakitnya terasa lebih dahsyat?
Itu karena aku tak pernah menyangka kamu dapat berujar seperti itu.
Kamu dapat berujar kita tidak dapat bertemu untuk beberapa lama sampai entah kapan,
waw! it's a difficult thing for me.
But you? you don't.
Yeah, kamu tidak menganggap penting itu, karena, siapa sih aku di matamu?
iya, kan?
Kamu punya dia yang luar biasa hebat, cantik lagi, ditambah seorang dokter pula.
jadi, kamu tentu tidak akan pernah merasakan kehilanganku.
Berita baiknya, aku tak perlu khawatir kamu sedih. iya, kan?

Bagiku, saat aku telah menyayangi orang itu dengan sangat,
menahan rasa kangen membuat dadaku sakit, agak sesak saat bernapas.
Saat aku mengatakannya padamu, itu sebagai penyaluran kangen yang bertumpuk.
Ibarat bakteri, pertumbuhan kangen ku padamu itu, seperti pertumbuhan bakteri secara eksponensial positif dengan lambda yang besar.

Ya, jumlah kangen yang ada tidak sebanding dengan frekuensi bertemu.
Dan yang lebih parah lagi, kangenku itu tidak terbalas, alias bertepuk sebelah tangan.
Dan benar-benar mengkhawatirkan adalah saat sayangku untukmu menjadi luar biasa besar, kamu menganggapku sebatas sahabat saja... hmpth, aku tiada istimewanya di matamu.

Hal sepele memang, namun, aku telah terhasut oleh orang itu, bagaimana ini?
Hufth,,,, padahal tadinya aku bisa membiarkan orang itu, dan orang itu agak bosan juga sepertinya.
Tapi, saat dia menantangku....
'Coba saja deactive, pasti dia akan ganti pp, ada waktunya dia bosan, kalau begitu, dia tidak benar-benar menyayangimu'
'Dia sudah  mengatakan secara jelas kok, dia menyayangiku, lagipula dari sikapnya jelas, dia menyayangiku! kamu tidak tahu saja, memang kami berjauhan, tapi hati kami sangat dekat! Mengapa ketulusannya harus diuji dengan facebook yang tidak valid?!?'
'Kamu takut kan, dia benar-benar ganti pp, benar dia tidak tulus menyayangimu? Lagipula setiap orang dapat mengatakan sayang kepada siapa saja, termasuk kepada orang yang dibencinya sekalipun, karena kata itu dari otak!'
'Aku tidak takut, karena aku sendiri yang merasakan kasihnya yang tulus, dia jarang bersamaku, hanya karena keadaan saja, dia sibuk, dan kamu pasti tak akan mengerti! Lagipula perihal deactive facebook sudah pernah kulakukan, dan kenyataannya dia tidak hendak mengganti pp-nya!'
'Ah, itu karena masih baru-baru! Dia masih senang dengan fotonya itu, dia masih senang melihat fotonya yang lebih cantik karena jujur saja, dia terlihat lebih dewasa dari kamu! Aku begini, karena aku sayang kamu, aku tidak mau kamu disakiti olehnya, dia itu berpotensi untuk meninggalkan kamu begitu saja, mencampakkan...'
'Oke, kita buktikan. Aku akan men-deactivekan account facebook ku, dan lihat saja.'

Dan kamu tahu, caliku sayang.... kamu melakukan hal sesuai dengan perkiraan orang itu.
Padahal kk baru mendeactivekan 1/2 hari...
Mengetahui itu, tentu kk tidak akan pernah terpikir seperti yang orang itu pikir. Kamu pasti punya pertimbangan lain kan? kamu hanya sedang ingin mengganti pp saja, kamu hanya sedang ingin memasang pp foto kamu dengan rusa yang lucu itu saja, kan? Tidak ada maksud lain.
Tapi... tetap saja orang itu merasa menang.
Kemenangan orang itu, membuat kk seperti dicampakkan oleh kamu, padahal kamunya biasa2 saja, iya kan?

Ahhh,,,, apa harusnya kk ceritakan dulu sebelum mendeactive? Tapi, pasti kamu akan marah, karena kk tidak membiarkan perkataan orang itu, mau bagaimana lagi, kk tidak terima sayang kamu dibilang hanya sementara.

Tapi, sudahlah, 'yang berlalu biarlah berlalu' begitu kan katamu.
Kamu sudah terlanjur mengganti fotonya, dan orang itu sudah terlanjur mengetahuinya, dan orang itu sudah terlanjur merasa menang, dan...
Biarlah, mungkin perasaan dicampakkan ini akan berlalu, mungkin butuh beberapa hari, mungkin...

Sabtu, 12 November 2011

iya, kan?

Saat kamu melarangku tuk datang menemuimu,
sesungguhnya kamu hanya ingin menjaga nama baikku.
iya, kan?

Saat tiada lagi fotoku di samping fotomu,
sesungguhnya kamu telah memindahkannya ke dalam hatimu.
iya, kan?

Saat kamu bilang kita akan sulit bertemu,
maka aku tak perlu khawatir,
karena kamu pasti telah menyiapkan waktu luangmu untukku.
iya, kan?

Saat kamu tidak membalas pesanku,
maka aku tak perlu sedih,
karena pasti ada hal mendesak yang menghalangimu.
iya, kan?

Saat kamu tak datang di hari itu,
itu karena kamu benar-benar tidak tahu yang seharusnya,
karena aku adalah yang pertama istimewa di hatimu.
iya, kan?

Saat kamu tak menjengukku,
itu karena kamu benar-benar tak sempat,
karena kamu selalu berdoa tuk kesembuhanku.
iya, kan?

Saat tiada kabarmu kuterima,
tiadalah takut bagiku,
sebab itu artinya kamu baik-baik saja.
iya, kan?

Saat tiada satu pun kamu menerima teleponku,
tiadalah kecewa padaku,
sebab itu artinya ku meneleponmu di waktu yang tidak tepat.
iya, kan?

Saat kurasa kau jauh dariku,
harus ku singkirkan pikiran itu,
kemudian kuraba dadaku,
selanjutnya aku akan rasakan kamu,
kamu selalu ada di hatiku.
iya, kan?

Aku yakin:
   kamu tahu aku selalu mencintaimu
   kamu rasakan cintaku yang tiada pernah terhenti
   kamu tahu aku selalu merindukanmu
   kamu rasakan rinduku yang tiada pernah terhenti
   kamu tahu itu.
iya, kan?

Rabu, 09 November 2011

Nada-nada Cinta - Rossa

Masih terasa getar hati
Saat engkau ungkapkan
Segala yang terpendam
Dan kau bisikkan
Nada cinta
Semakin indah dunia 
Membuka mata hati
Getar-getar cinta
Semakin dalam kurasa
Bagai sebuah simponi dalam jiwa

Dulu ku ragu mengakui rasa cinta
Terpendam semua jadi nyata
Saat kau bisikkan

Nada cinta
Semakin indah dunia
Membuka mata hati
Getar-getar cinta
Semakin dalam kurasa
Bagai sebuah simponi yang ku damba

Aku bersyukur
Karena dirimu kekasih yang baik hati
Selalu menjaga kejujuranmu
Semoga abadi tali cinta kita

Nada-nada cinta
Semakin indah dunia
Membuka mata hati

Getar-getar cinta
Semakin dalam kurasa
Bagai sebuah simponi dalamm jiwa
Bagai sebuah simponi dalam jiwa
Yang kudamba

Selasa, 01 November 2011

Km 58

'Km 58'
Yap! Tulisan itu yang pertama kali kulihat saat mobil sedan menepi setelah sempat oleng di tengah jalan tol jakarta-merak. Begitu keluar, sedikit shock melihat ternyata ban depan yang sudah mengenaskan kondisinya. Padahal sempat diperiksa di rest area terdekat semua ban berkondisi baik. Kenyataannya, terdapat sobekan panjang di ban tubles itu, dan yang buat hampir saja ditabrak truk, alhamdulillah, Allah swt. masih memberikan keselamatan, dan perlindungan kepada aku, mommy, dan adikku.

Aku sempat bingung. Pertama, karena hujan mulai turun, langit sudah sangat gelap padahal saat itu masih pukul 11 pagi. Berbeda dengan jalan tol dalam kota, yang dalam selang waktu 5 menit, mobil bertuliskan JasaMarga pasti langsung menghampiri, dan -_-'. Lama kelamaan hujan menderas, sempat kulambaikan tangan saat ada dua orang laki-laki berboncengan sepeda motor di pinggir sawah, jalan di bawah jalan tol. Mereka sempat menengok, namun melewati kami begitu saja. Hufth... sedih rasanya... Saat itu masih sempat aku berandai-andai... Andai saja aku memiliki kekuatan untuk mengganti ban yang pecah itu.

Lima menit kemudian dua orang yang berboncengan sepeda motor tadi kembali menuju ke arah kami, mereka  menanyakan apakah kami membawa ban cadangan, kami menjawab kami membawanya. Mereka langsung naik ke jalan tol dan menggantikan ban depan itu. Alhamdulillah.... Tidak hanya itu, mereka katakan kepadaku agar aku dan mommy masuk saja di dalam mobil, karena tidak main-main derasnya hujan saat itu.

Hufth....

Sabtu, 29 Oktober 2011

Tentang Kita

Banyak hal yang tak bisa kusampaikan.
Aku takut.
Ya, aku memang pengecut.

Hmmhhh...
Atau mungkin lebih tepatnya aku tidak siap.
Ya, aku tidak siap atas reaksimu jika kukatakan sesuatu yang begitu menyakitkan bagiku, dan.... mungkin bagimu. Perkara yang sederhana, jika dilihat dari sisi pandangmu, tetapi tidak bagiku. Ternyata ada saja kerikil tajam yang terlontar masuk ke dada dan bahuku, yang buatku rasakan perih. Dan tak mungkin kuberitahu siapa yang melontarkan kerikil itu, karena aku tak mau kamu sedih.... atau lebih tepatnya mungkin karena aku tak siap melihat reaksimu menanggapi ini semua.

Aku tahu hatimu begitu lembut, dan itulah yang buatku nyaman berlama-lama denganmu, berbagi kisah, mendengarkan ceritamu yang walau hanya sedikit saja, merencanakan banyak hal bersama, dan banyak lagi lainnya, aku begitu menyayangimu, dan kamu tahu itu. Aku selalu rindukanmu, dan kamu tahu itu.

Bagiku masalah ini adalah hal sepele, dan menurutku kamu juga akan menganggapnya hal sepele, yeah sekedar untuk menunjukkan bahwa betapa kita saling mengasihi, bahwa kita saling menyayangi.
Namun.... ternyata bagi sebagian orang ini menimbulkan masalah, aku tak kuasa menanggapi anggapan miring, mereka tujukan padamu sebagian, dan sebagian lagi padaku tentunya. Entahlah. Mungkin di sekeliling  kita banyak orang yang menderita penyakit hati, yang sulit tuk disembuhkan kecuali dengan keikhlasan diri. Satu hal yang pastinya harus kamu pegang, walau bagaimanapun nantinya aku bersikap;

Perkataan orang kan kubiarkan tentu, karena kusayangi kamu dengan sepenuh hatiku, dan kamu tahu itu.

Beberapa saat yang lalu, saat kumerasa kamu pergi tinggalkan hatiku sendiri, saat kamu kurasa tak lagi peduli padaku, kemudian aku meraba dadaku, kurasakan ternyata masih menggema namamu di setiap detak jantungku, ya, kamu selalu kuingat, tak mungkin kulupa.

Bagaimana bisa kulupa?!? Begitu banyak kenangan bersamamu, semua, semua, semuanya aku ingat. Saat kita bersama, melakukan hal-hal yang begitu menyenangkan, aku tersenyum, dan aku dengan yakinnya kamu akan selalu menyayangiku juga, kamu akan selalu mengingatku juga, dan ada saat kamu pasti rindukanku.

Namun, peristiwa yang buatku tak berani menatap matamu, juga tak bisa kulupa, apalagi kuhapus. Semua, semua, semuanya aku ingat. Peristiwa itu buat rasa bersalahku semakin besar, dan buatku ragu apakah kamu akan tetap menyayangiku, walaupun kamu katakan sudah maafkanku. Dan mengingat semuanya yang telah kita lalui kemudian membandingkannya dengan kondisi saat ini, buatku merenung, buatku benar-benar berpikir...

Harusnya aku dapat melindungimu, dari rasa benci orang lain, harusnya aku dapat menjagamu, walaupun saat berjauhan. Namun, kenyataannya aku belum mampu lakukan itu. Aku sadar mungkin selama ini aku hanya mengumbar banyak kata rindu dan sayang, padahal kamu berulang kali katakan kamu sudah mengetahuinya. Harusnya aku belajar menahan semua rinduku, harusnya aku bersikap lebih dewasa, bukan malah mengharapkan hal yang sama ku padamu dan kamu padaku.

Maaf.
Ya, kata itu berulangkali kuucap.
Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu, maafkan aku. Aku di sini sangat merindukanmu, dan kamu sudah mengetahuinya, bukan?

Inginku memelukmu,
Inginku menggenggam tanganmu,
Inginku selalu bersamamu...

Dan ternyata aku begitu mencintaimu,
dan ternyata ketakutanku begitu besar atas bosanmu, atas pergimu, atas acuhmu, atas sikapmu yang terkadang menolakku.

Dia katakan kamu rindukanku hanya saat kamu rasakan sepi sendiri, dan aku menyangkalnya, sebab aku tahu kamu rindukanku karena kamu benar menyayangiku, iya kan? Semoga yang kurasakan tidak salah, dan memang begitu kan?

Inginku tiada hentinya mengatakan aku rindukanmu.
Inginku sesering mungkin katakan aku sayangimu.
Namun.... akankah kamu kan tetap mendengar, menyimak, dan merasakan apa yang kukatakan?

Sabtu, 22 Oktober 2011

Oh, Nana

Oh na na what's my name, Oh na na what's my name
what's my name, what's my name

Hmmm,,, kalo inget lagunya Rihana yang itu, inget C3, alhamdulillah, sekarang sudah biasa ajah, alhamdulillah, sudah bisa nerimo, :) Padahal waktu baru tiga hari kehilangan, ada lagu itu langsung grasak grusuk di transjakarta, buka tas dengan terburu-buru, nyari ke selipan-selipan kantong, dan.... tau-tau terdiem, hiks, sedih 'waktu itu' sekarang sudah tidak, alhamdulillah....

Tapi bukan C3, ini tentang kamu, seseorang yang cara kita bertemu adalah sangat unik. Ya, bagiku unik. Teringat dulu kira-kira 6,5 tahun yang lalu, kamu dan aku sama-sama berdiri di depan khalayak ramai, untuk menerima penghargaan olimpiade fisika tingkat kabupaten. Waktu itu, kamu juara 2 dan aku juara 1, hehehehe. Trus dengan senyum kepedean,
aku bilang 'selamat ya kak'.
Trus kamu bilang dgn sedikit muka heran walau berusaha tuk tidak menampakkannya 'iya, selamat juga ya, kelas 10 yah?',
'iyaa, ^_^',
'wah, hebat, saya aja yang kelas 11 kalah, tapi selamat deh yah, cayo fisika!'

hmmmm, kemudian selang beberapa bulan kemudian, kita pernah satu hotel! Yups, kalo gak salah waktu itu event nya 'Lomba Siswa Berprestasi Tingkat SMA se-Provinsi Banten'. Iyah, ada kamunya. Aku perhatikan, kamu tuh baik banget sama adik-adik kelas kamu, perhatian, trus care banget deh, beda banget sama kakak kelas yg dari sekolah aku, -_-'  Baru nyampe hotel, udah langsung ngelancong sibuk nyari kenalan sendiri, mana aku sekamarnya sama orang serang, dan mereka 3 orang, dan aku sendiri dari pandeglang, duh, bener deh, down banget, dan parahnya lagi adalah di hotel itu satu minggu! -_-'

Waktu itu inget banget tuh, kamu lewat depan cottage aku (untuk perempuan di cottage-cottage, untuk laki-laki di bangunan layaknya hotel, yah pokoknya mah begitulah kawasan hotel Permata Krakatau Cilegon). Kamu ngebawain semua perlengkapan dan barang-barang adik-adik kelas kamu, nganteriin sampe depan pintu cottage, trus bilang 'kalo ada apa-apa, panggil kak Nana yaaa, ada nomornya kan, kalo ngga, dari phone hotel kamar aja' (oiya, namanya Nana, hehehe).

Ngeliat itu jadi ngiri, selepas pembukaan acara yang dibuka sama Pak Supriyadi (kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten waktu itu), kakak kelas aku malah langsung cabut ke kamarnya, dan jarak dari gedung pembukaan ke cottage aku jauuuuuuh banget, jalan kaki, bawa tas berat, sendirian, huaaaaa >.< rasanya mau nangis ajah, mau pulaaaang!!! :'( kangen mommy,,,, Padahal ke situ juga dianterin mommy, hehehehe (manja banget ya, sebenernya sih, penakut)

Hmmm,.... lanjut cerita di kawasan hotel Permata Krakatau...
Selesai pembukaan di gedung dan akhirnya nyampe juga setelah jalan jauh nan capek, di cottage yang guede, ada tiga kamar tidur yang masing-masingnya guede juga dilengkapi kamar mandi dalam, trus ada dua kamar mandi luar (terpisah dengan kamar tidur), ada ruang televisi, ada ruang baca, ada ruang seperti untuk menerima tamu (mungkin, gak tau juga sih). Dan, yang membuat horor parah adalah aku sendirian! Huaaaa, padahal tadi receptionist bilang ada 4 orang di cottage ituh. Dua jam menunggu....

Alhamdulillah,,,, akhirnya datang juga seorang siswi dari SMAN 2 Tangerang, namanya Aprilia, aku inget banget! Iyalah, bagaikan menemukan air di padang pasir, ada temen, jadi gak takuut lagi, setelah sebentar ngobrol-ngobrol, eh, ternyata dia malah mau ngumpul bareng temennya dari SMAN 2 Tangerang juga, namanya Daniel dan satu lagi lupa, hehehehe... Abis Daniel lucu sih, agak bulet, putih, sipit, jadinya aku inget...(sedikit tentang kehidupanku yg sekarang, ternyata Daniel ini teman sekelasnya kakakku, Iqtarani, wah, ternyata dunia muter-muter yakz, di situ-situ aja, hahaha)
Lanjuuut, si Aprilia ini malah ninggalin aku, dia malah ke kafe hotel bareng Daniel dan satu lagi temennya, huaaaa :'(  Pengen ikut, tapi waktu itu uang bekal cuma sedikit, dan harus satu minggu di hotel itu, waaah parah deeehhhh, nungguin jatah makan ajah dari panitia lomba, yapz, sendiri lagi deh....

Tiba-tiba jam 10.30 malem (masih sendirian tuh di cottage) telepon hotel berdering.... Waktu itu aku belum punya handphone, jadi gak mungkin buka-buka sms atau telpon mommy (sedih banget yakz, padahal lagi di hotel, teteep aja sengsara mode ON).
'Hallo...' suaraku agak ragu, deg-degan, takut juga, horor sih....
'Dengan Dewi?'
'Ya, betul. Ini siapa?'
'Ini dari delivery order Permata Krakatau Hotel. Anda pesan burger kan? Sudah siap antar, kami sedang munju ke kamar Anda, hanya untuk memastikan saja'
Mendengar itu, telpon langsung aku tutup, gorden jendela aku tutup! Wah, gawat! Bisa abis duit kalo kayak gini, lagipula siapa sih yang pesan burger? Apa si Aprilia? tapi, masa dianter ke cottage, orangnya aja di kafe, hufth, takuuut benerrrr.... huaaa >.<
Eh, Eh, Eh, 5 menit kemudian ada suara cowok dan suara cewek kali yah, ketawa-ketawa gitu di luar pintu cottage. 'Dewi...!' Serempak manggil, aduh deg-degan, jangan-jangan pesenan burger? Tapi masa nganterin burger rame banget? hahahaha.....polos banget yakz. Ngintip, eh, ternyata April, Daniel, dan satu temannya itu, lagi ketawa-ketawa, 'Wah, si Dewi kena! dikerjain lewat telepon, hahahaha' kompak banget mereka ketawa,...Sebeellll ternyata dikerjain, waaah, tapi lega juga, hehehe.

Udah ah, bete kalo inget kepolosan aku, hahahaha, malu-maluin.
Langsung ke inti, back to Kak Nana (jadi, sebenernya sih mau ceritain kak Nana,hehehe).
Dan sore itu, seminggu setelah wisuda 24 September yang lalu, aku dipanggil ke sebuah ruangan di sekolah, SMAN 2 Pandeglang. Isi ruangan itu kepala sekolah, pengawas, dan ketua MGMP Kabupaten. Hmmm,,, Setelah dikira siswa kelas X, akhirnya mommy menjelaskan bahwa aku ini sudah lulus kuliah, aduuh,, please deh, masa udah sarjana dikira siswa SMA kelas X, capek deh... -_-''
Hmmmm,,, panjang lebar mommy cerita, dilanjutkan promosi dan pujian panjang dari kepala sekolah, hhhhh,,,, padahal aku tahu intinya dikasih tugas, ya aku kerjakan, gak usah panjang lebar mengenang masa lalu yang membuat aku ditertawakan semua orang di ruangan itu.
Tiba-tiba, Pak Suhyan, ketua MGMP,,, "Bu Neli, kita besanan aja kalo gitu, saya juga punya anak Fisika, lulusan tahun kemarin dari UPI, fisika juga Bu, kan oke tuh nanti keluarga nya, hahahaha"
Aku kaget, langsung teringat kak Fatih, langsung saja kenangan saat dia dan aku berada dalam satu seminar, dia sebagai pembicara dan aku sebagai peserta seminar itu, dia mengatakan pada semua audience, bahwa rekannya (aku) yang dulu jauh berada di atas dia juaranya, sekarang malah belum menulis buku apapun, dan dia tersenyum puas karena satu ruangan menatap ke arahku dengan pandangan penuh heran.
Rrrrrghhhh.... teringat dia, aku tersenyum pahit atas perkataan pak Suhyan.
Tanpa henti, pak Suhyan terus promosi, "Dia jagoan banget deh Fisika nya, Bu, udahlah pokoknya saya mau besanan ajah, hahahaha"
Agar aku benar-benar tidak terpaku tidak jelas, aku akhirnya berkata "hmmm Pak, mending dia mau sama saya"
Namun, aku terus menelusuri ingatan lamaku, dan akhirnya aku ingat satu nama, kak Nana, Wah, iyah, kalo sama kak Nana sih, oke-oke ajah.hehehehe

Oh Nana, whats my name, Oh Nana, whats my name....

Rabu, 19 Oktober 2011

Agar Kamu Ingat

Teruntuk
kamu yang terkasih,
kamu yang sangat kusayangi,
kamu yang selalu kurindukan,
kamu, bagian jiwaku...
Agar kamu ingat aku sangat menyayangimu,
agar kamu tak lupa kamu selalu kurindu...

Perkataan orang kan kubiarkan tentu, karena kusayangi kamu dengan sepenuh hatiku. Bagiku, rasa lebih bermakna daripada kata. Namun jika kata dapat tumbuhkan makna dan perdalam rasa, maka aku akan mengatakannya sesering mungkin. 


Aku mencintaimu dengan terlalu,
Aku yang kadang sadar atas ketidakpantasanku mencintaimu,
Aku yang selalu berusaha agar aku pantas dekat denganmu,
Aku yang tak punya apa-apa, bukan siapa-siapa,
Aku yang menginginkanmu,
Aku...

Hadirmu di lorong sepi, sentuh sukma, basuh luka.

Selasa, 11 Oktober 2011

Cuma Alasan

Dingin?
Ya, aku kedinginan dalam hembusan angin malam.
Menggigil karena buliran air hujan yang mendera.
Tapi, kurasa kamu tahu alasanku, bukan?
Tapi, kamu tahu apa yang ada dalam benakku, bukan?

Yeah...
Setidaknya aku masih dapat bertemu,
melihat senyummu, masuk ke dalam matamu,
sebelum akhirnya kubenar-benar rindukanmu.

Kamu istimewa di hatiku, teramat istimewa.
Doakanku agar aku dapat menahan semua sakit,
yang ditimbulkan jika kurindukanmu nanti.

Doaku, agar kamu baik-baik saja, :)
Aku sayang kamu, dan kamu dapat rasakannya, bukan?

Perkara buku?
Ahhh, kurasa kamu tahu, itu cuma alasanku.
Ya, cuma alasan.

"Agar aku dapat melihatmu, sebelum akhirnya ku benar-benar merindukanmu."

Maafkanku, tak bisa lakukan yang lebih, tak ada daya padaku.
Energiku habis, ya habis oleh banyak pekerjaan.
Tidak sepertimu yang selalu berenergi besar,
terutama saat berada dekat denganku.

Sekali lagi, maafkanku.
Jika sesuatu yang 'cuma alasan' itu, tidak begitu bagus menurutmu.
Karena sesungguhnya,

"Agar aku dapat melihatmu, sebelum akhirnya ku benar-benar merindukanmu."

Tapi - Sutardji Calzoum Bachri

aku bawakan bunga padamu
                                                 tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
                                                 tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
                                                 tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
                                                 tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
                                                 tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
                                                 tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
                                                 tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
                                                 wah!

Jadi - Sutardji Calzoum Bachri

tidak setiap derita
                                jadi luka
tidak setiap sepi
                                jadi duri
tidak setiap tanda
                                jadi makna
tidak setiap tanya
                                jadi ragu
tidak setiap jawab
                                jadi sebab
tidak setiap seru
                                jadi mau
tidak setiap tangan
                                jadi pegang
tidak setiap kabar
                                jadi tahu
tidak setiap luka
                                jadi kaca
                                              memandang Kau
                                                                       pada wajahku!

Rabu, 28 September 2011

Biarkan Aku

Jika memang hati ini harus tersakiti olehnya, maka
biarkan aku belajar tentang memaafkan.

Jika memang hati ini harus terluka olehnya, maka
biarkan aku belajar tentang kesabaran.

Aku menyayanginya dan itulah kenyataannya.
Aku peduli padanya dan itulah yang terjadi adanya.

Jika kamu memang peduli padaku,
berikan aku kesempatan tuk menjadi manusia seutuhnya,
yang rasakan sakit juga luka.

Jika kamu tak ingin kusakit olehnya,
berikan aku kesempatan tuk menjadi manusia bahagia,
yang berusaha membuatnya bahagia.

Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampai.
Mengapa gunung harus meletus sedang langit tak sampai.
Mengapa peluk diketatkan sedang hati tak sampai.
Mengapa tangan melambai sedang lambai tak sampai. #Batu

Apa salahnya hingga tersirat kebencian setiap kau bicarakannya.
Apa salahku sehingga tak boleh menyayanginya.
Apa yang harus kulakukan agar kamu mengerti.

Hatinya begitu bersih, pikirannya sangat jernih.
Dia berbaik sangka pada semua.
Tak kusangka kamu begitu tak menyukainya.

Apa yang harus kulakukan agar kamu berhenti.
Aku sayangi dia, dan bukan tak peduli pada perkataanmu.
Ada baiknya bukan, kita berikan kesempatan kepadanya,
tuk tunjukkan kalau dia memang benar menyayangiku.

Haruskah kusampaikan semua kebaikannya,
agar kamu mengerti betapa teduhnya saat ku bersamanya.
Haruskah kujelaskan setiap detail setiap orang yang kusayangi.

Mengapa, mengapa, mengapa kamu melihatnya hanya dari satu sudut.
Mengapa pula, kamu tak sadar aku sedang terluka, 'bukan olehnya'
Mengapa kamu hanya mengomentarinya.
Mengapa...

Dia dan lainnya, tak beda kumenyayangi mereka, tapi...
Mengapa kamu begitu tajam menyorotnya...
Keberadaannya saat ini, justru berikanku perasaan lega,
ya, karena bukan dia yang buatku terluka, seperti yang kamu kira.

Jika memang aku harus terluka dalam kata,
tersakiti dalam hati,
kecewa dalam jiwa,
lelah dalam gerah...
Maka biarkan aku,
tuk rasakan hidup yang seutuhnya.
Biarkan aku belajar memaafkan,
Biarkan aku belajar sabar,
Biarkan aku belajar tulus,
Biarkan aku belajar kesungguhan hati...

Berikan padaku kesempatan tuk hidup dengan rasa cinta.
Berikan padaku kesempatan tuk rasakan indahnya kasih.
Biarkan aku, biarkan aku, biarkan aku...

Kamu katakan kamu peka, padahal kamu salah terka.
Kamu anggap kamu benar selalu, padahal kamu keliru.
Biarkan aku, biarkan aku, biarkan aku...

Dengan seribu sibuk, sepi tak mati.
Dengan seribu beringin, ingin tak teduh.
Dengan siapa aku mengeluh... #Batu


Biarkan aku, biarkan aku, biarkan aku...

Kamu boleh katakan apapun tentangnya.
tapi tak kan mengubah rasaku untuknya.
Sungguh, tak ada benciku padamu.
Tak ada kecewaku padamu.
Tak ada sedihku atas sikapmu.

Dia dengan berlapang dada, katakan
"Ini cobaan untuk kita, sesungguhnya ini cobaan, karena perasaan tidak suka dapat hadir begitu saja tanpa sebab, ini cobaan untuk kita..."

Maka...
Biarkan aku, biarkan aku, biarkan aku...

Minggu, 25 September 2011

Aku Bisa Apa, Aku Tahu Apa

Ahhh,....

Aku bisa apa tuk menghadirkanmu di depan mereka.
Aku tahu apa tentang rasamu terkait rasaku.
Aku bisa apa tuk jawab semua pertanyaan mereka.
Aku tahu apa tentangmu, jangan-jangan aku malah tidak tahu apa-apa tentangmu, orang yang selama ini sangat kusayangi.

Mungkin mereka telah terlanjur menganggap kita identik, mungkin...

Namun tak dapat kupungkiri, ternyata harapku akan kehadiranmu begitu besar.
Bayang dalam benakku, kamu berlari menghamburku, memelukku dengan eratnya, memberikanku ciuman hangat, dan mengucapkan selamat, seraya katakan banggamu atas apa yang kuraih....

Bahkan ketika ku berdiri dengan tegaknya, mencoba agar diri sendiri terlihat sedikit gagah di hadapan ribuan orang, bayangku kamu melihatku dari sana, di sana, tersenyum bangga atas apa yang kuraih...
Aku yang saat itu mencoba benar-benar rasakan hadirmu dalam hatiku, masih belajar menerima keberadaan dalam ketiadaan, masih memaknai setiap ungkapmu yang tertulis, masih meresapi saat kamu katakan sayangiku, berpikir:

"Tentu saja kamu ada, hadir bersamaku di sana, di hadapan ribuan orang disaksikan banyak orang, ikut berdiri bersamaku, ikut bahagia dalam bahagiaku, karena kamu ada dalam diriku, karena kamu ada di sana, di dalam hatiku. Tak pedulikan orang bicara apa. Tentu kubiarkan orang berkata apa. Tak hiraukan pertanyaan orang. Sesungguhnya kamu berdiri bersamaku. Yang penting aku dapat merasakan hadirmu, di sini, dalam relung hatiku."

Maafkanku...
Maaf, maaf, maaf...

Aku benar-benar bingung saat mereka tanyakan di mana kamu, saat semua katakan 'seharusnya...'
Ahhh, mereka tidak tahu saja, kalau kamu ada.
Ahhh, mereka tidak bisa melihat saja, bagaimana kamu selalu bersamaku.

Maafkan aku, sekali lagi maafkan aku.
Aku yang tidak bisa berikan pembelaan saat 'orang itu' mencibir...
Aku yang tidak bisa berikan penjelasan saat mereka tanyakan alasan...
Aku yang hanya bisa tersenyum pahit dan mengakui bahwa aku juga inginkan hadirmu di hadapan mereka,
"menghamburku, memelukku dengan eratnya, dan katakan kebanggaanmu atas diriku"
Ahhh,,,,, Maafkan aku, maaf.

Mungkin ini diawali karena harapku yang begitu besar atasmu, inginku yang tinggi atasmu. Bahwa kamu sayangiku seperti aku sayangi kamu, bahwa kamu perlakukanku dengan istimewanya.

Sedihku hari itu...
Bukan karena ketidakhadiranmu di hadapan mereka, karena bagiku kamu selalu hadir di sini, di hatiku.

Sedihku hari itu...
Bukan karena perkataan 'orang itu' yang kian tersenyum puas atas semua tuduhannya tentangmu selama ini.

Sedihku hari itu...
Adalah karena aku telah terkontaminasi dengan semua kalimat mereka, yang sebabkanku tidak benar-benar membiarkan perkataan mereka.

Maafkan aku, maaf...
Harusnya benar-benar aku lakukan seperti yang ku tuliskan padamu,
"Perkataan orang kan kubiarkan tentu, karena kusayangi kamu dengan sepenuh hatiku dan kamu tau itu."

Namun apa daya, aku hanya manusia biasa, yang tak bisa lakukan semuanya dengan sempurna.
Namun aku akan tetap terus berusaha, hadirkanmu dalam setiap hariku.
Walau mereka anggap tindakanku sia-sia.
Walau 'orang itu' begitu yakinnya kamu tidak dengan tulus sayangiku.
Walau apapun anggapan mereka.

"Aku akan tetap menyayangimu dengan sepenuh hatiku."

Ya, aku begitu menyayangimu, aku selalu rindukanmu, dan kamu tau itu.
Kini aku masih belajar menerima kalimat penghiburan yang kamu layangkan untukku, "walau jauh di mata yang penting selalu dekat di hati."

Satu hal,
"Aku akan tetap menyayangimu dengan sepenuh hatiku, dan kamu tau itu."

Kamu akan mendukungku bukan?
Dalam setiap usahaku tuk tak pedulikan yang dikatakan mereka...

Selasa, 06 September 2011

I Who Have Nothing - Jordin Sparks

I, I who have nothing
I, I who no one
Adore you and want you so
I'm just a no one with nothing to give you
But oh, I love you

You, you buy her diamonds
Bright, sparkling diamonds
But believe me, dear when I say
That she can give you the world
But she'll never love you the way I love you

She can take you anyplace she wants
To fancy clubs and restaurants
Where I can only watch you with
My nose pressed up against the window pane

I, I who have nothing
I, I who have no one
Must watch you go dancing by
Wrapped in the arms of somebody else
When darling it's I who loves you
I love you, I love you, I love you

Boulevard - Dan Byrd

I don't know why, you said goodbye
Just let me know you didn't go forever my love
Please tell me why you make cry
I beg you please I'm on my knees if that's what you want me to

Never knew that it would go so far
Where you left me on that Boulevard
Come again you would release my pain
And we could be lovers again

Just one more chance, another dance
And let me feel it isn't real that I've been loosing you
This sun will rise, within your eyes
Come back to me and we will be happy together

Maybe today, I'll make you stay
A little while just for a smile and love together
For I'll show, a place I know
In Tokyo where we could be happy forever

She Doesn't Need Me - Peter Cetera

*This posting I presented to her, one of my young beloved sister


Don't know when she started the changing
Don't know how it's come to this
Seems like yesterday she was in my arms
Begging for a kiss

Now the winds of change are blowing
And they've taken her away
I will do my best not to hold her back
But there's nothing more to say

She doesn't need me
She's gonna leave me
She needs some time on her own

I should have told her
Now I can't hold her
Wish it could be like before
She doesn't need me anymore

It's so hard to watch her leave me
It's so hard to be alone
I just hope and pray that
there'll come a day
She'll find the road back home

She doesn't need me
She's gonna leave me
She needs some time on her own
I should have told her
Now I can't hold her
Wish it could be like before
She doesn't need me anymore

If I pretend to be happy I'll
only be fooling myself
'cause here in my heart
I know that I'm dying
And it's tearing me apart
Baby I promise...


I should have told her
Now I can't hold her
Wish it could be like before
She doesn't need me anymore
Wish it could be like before
But She doesn't need me anymore
(She doesn't need me now)...

Lucky - Britney Spears

This is the story about a girl named Lucky.

Early morning
She wakes up
Knock, knock, knock on the door

It's time for makeup
Perfect smile
It's you they're all waiting for

Isn't she lovely
This Hollywood girl

And they say..
She's so Lucky
She's a star
But she cry cry cries in her lonely heart
Thinking, if there's nothing missing in my life
Then why do these tears come at night?

Lost in an image, in a dream
But there's no one there to wake her up
And the world is spinning and she keeps on winning
But tell me, what happens when it stops

Baby

Isn't she lovely?
This Hollywood girl

And they say..
She's so lucky
She's a star
But she cry cry cries in her lonely heart
Thinking, if there's nothign missing in my life
Then why do these tears come at night?

Isn't she lovely?
This Hollywood girl

She's soo lucky
But why does she cry?
If there is nothing missing in her life
Why do tears come at night?

And they say..
She's so lucky,
She's a star
But she cry cry cries in her lonely heart
Thinking, if there's nothing missing in my life
Then why do these tears come at night?

She's so lucky.
But she cry cry cries in her lonely heart
Thinking, if there's nothing missing in my life
Then why do these tears come at night? 

My Humps - Black Eyed Peas

[Will.i.am]

Whatcha gonna do with all that junk
all that junk inside your trunk

[Fergie]

I'ma get get get get you drunk
get you love drunk off my hump
my hump my hump my hump my hump my hump
my hump my hump my hump my lovely little lumps

Check it out

I drive theese brothers crazy
I do it on the daily
they treat me really nicely
They buy me all these ices
Dolce and Gabbana
Fendi and then Donna
Caring they be sharin
All their money got me wearin fly
brother I aint askin
They say they love mah ass in
Seven Jeans
True religion
I say no
but they keep givin
So I keep on takin
And no I aint taken
We can keep on datin
ill keep on demonstrating

My love my love my love my love
you love my lady lumps
my hump my hump my hump
my humps they got you..

[Will.i.am]

Shes got me spendin..

[Fergie]

Ohh..Spendin all your money on me..and spendin time on me..

[Will.i.am]

Shes got me spendin..

[Fergie]

Ohh..Spendin all your money on me..uh on me on me..

[Will.i.am]

Whatcha gonna do with all that junk
all that junk inside that trunk..

[Fergie]

I'ma get get get get you drunk
get you love drunk off my hump

[Will.i.am]

Whatcha gonna do with all that ass
all that ass inside your jeans

[Fergie]

I'ma make make make make you scream
make you scream make you scream

Coz of my humps my hump my hump my hump
my hump my hump my hump my lovely lady lumps

Check it out

[Will.i.am]

I met a girl down at the disco
She said hey hey hey yeah lets go
I can be ya baby, you could be my honey
Lets spend time not money
And mix your milk with my cocoa puff
milky milky cocoa
mix your milk with my cocoa puff
Milky milky
Riiiiight...

[Fergie]

They say I'm really sexy
The boys they wanna sex me
They always standin next to me
Always dancin next to me
tryna feel my hump hump
Lookin at my lump lump
you can look but you can't touch it
if you touch it
I'ma start some drama
you don't want no drama
No no drama no no no no drama
So don't
Pull on my hand boy
you aint my man boy
I'm just tryna dance boy

And move my hump
my hump my hump my hump my hump my hump my hump
my hump my hump my hump my hump my lovely lady lumps
my lovely lady lumps my lovely lady lumps
In the back and in the front

my loving got you..

[Will.i.am]

Shes got me spendin..

[Fergie]

Ohh..Spendin all your money on me..and spendin time on me..

[Will.i.am]

Shes got me spendin..

[Fergie]

Ohh..Spendin all your money on me..uh on me on me..

[Will.i.am]

Whatcha gonna do with all that junk
all junk inside that trunk

[Fergie]

I'ma get get get get you drunk
get you love drunk off my hump

[Will.i.am]

Whatcha gonna do with all that ass
all that ass inside dem jeans

[Fergie]

I'ma make make make make you scream
make you scream make you scream

[Will.i.am]

Whatcha gonna do with all that junk
all that junk inside that trunk

[Fergie]

I'ma get get get get you drunk
get you love drunk off this hump

[Will.i.am]

Whatcha gonna do with all that breasts
all that breast inside dat shirt

[Fergie]

I'ma make make make make you work
make you work work make you work

[Will.i.am]

Shes got me spendin..

[Fergie]

Ohh..Spendin all your money on me..and spendin time on me..

[Will.i.am]

Shes got me spendin..

[Fergie]

Ohh..Spendin all your money on me..uh on me on me..



So reeeal...so reeeal...so reeeal...so reeeal...
so real...so real...so real...so real....
So reeeal....So reeeal....so reeeal...so reeeal...
So real...so real...so real...so real...
So reeeal...(echoes and fades out)

Where Is The Love - Black Eyed Peas

What's wrong with the world mama?
People living like aint got no mamas
I think the whole worlds addicted to the drama
Only attracted to the things that bring you trauma
Overseas yeah we tryin to stop terrorism
But we still got terrorists here livin
In the USA the big CIA the Bloodz and the Crips and the KKK
But if you only have love for your own race
Then you only leave space to discriminate
And to discriminate only generates hate
And if you hatin you're bound to get irate
Yeah madness is what you demonstrate
And that's exactly how anger works and operates
You gotta have love just to set it straight
Take control of your mind and meditate
Let your soul gravitate to the love y'all

People killing people dying
Children hurtin you hear them crying
Can you practice what you preach
Would you turn the other cheek?
Father Father Father help us
Send some guidance from above
Cause people got me got me questioning
Where is the love?(where is the lovex3)(the love2x)

It just ain't the same all ways have changed
New days are strange is the world the insane?
If love and peace so strong
Why are there pieces of love that don't belong
Nations dropping bombs
Chemical gases filling lungs of little ones
With ongoing suffering
As the youth die young
So ask yourself is the loving really strong?
So I can ask myself really what is going wrong
With this world that we living in
People keep on giving in
Makin wrong decisions
Only visions of them livin and
Not respecting each other
Deny thy brother
The wars' going on but the reasons' undercover
The truth is kept secret
Swept under the rug
If you never know truth
Then you never know love
Where's the love y'all?(I don't know)
Where's the truth y'all?(I don't know)
Where's the love y'all?

People killing people dying
Children hurtin you hear them crying
Can practice what you preach
Would you turn the other cheek?
Father father father help us
Send some guidance from above
Cause people got me got me questioning
Where is the love?(where is the lovex3)(the lovex2)

I feel the weight of the world on my shoulder
As I'm getting older y'all people get colder
Most of us only care about money makin
Selfishness got us followin the wrong direction
Wrong information always shown by the media
Negative images is the main criteria
Infecting their young minds faster than bacteria
Kids wanna act like what the see in the cinema
Whatever happened to the values of humanity
Whatever happened to the fairness and equality
Instead of spreading love, we're spreading anomosity
Lack of understanding, leading us away from unity
That's the reason why sometimes I'm feeling under
That's the reason why sometimes I'm feeling down
It's no wonder why sometimes I'm feeling under
I gotta keep my faith alive, until love is found

People killing people dying
Children hurtin you hear them crying
Can you practice what you preach
Would you turn the other cheek?
Father Father Father help us
Send some guidance from above
Cause people got me got me questioning
Where is the love?(fade) 

Mama - Black Eyed Peas


(la la la la la)
Hey mama, this that shit that make you groove, mama
Get on the floor and move your booty moma
We the blast masters blastin' up the jamma
(REEEEEEEWIIIIIIND)
Cutie cutie, make sure you move your booty
Shake that thing like we in the city of sin, and
Hey shorty, I know you wanna party
the way your body look realli make me really feel nauuughty
Cutie cutie, make sure you move your booty
Shake that thing like we in the city of sin, and
Hey shorty, I know you wanna party
the way your body look realli make me really feel nauuughty

I got a naughty naughty style and a naughty naughty crew
But everything I do, I do just for you
Im a little bit of old, and a bigger bit of Nu
The true niggers know that the peas come thru
We never cease(NOO), we never die no we never decease (NOO)
We multiply like we mathamatice
Then we drop bombs like we in the middle east
(The bomb bombas, the base move dramas)
Naw y'all knaw, who we are
y'all knaw, we the stars
Steady rockin' on y'alls boulevards
And, lookin' hard without bodygaurds
(I do) what I can
(Y'all come thru)will.i.am
And still I stand, with still mic in hand
(So come on mama, dance to the drama)

Hey mama, this that shit that make you groove, mama
(hey)get on the floor and move your booty mama
(yaw)we the blast mastas blastin' up the jamma
(hey)so shake your bambama, come on now mama
Hey mama, this that shit that make you groove, mama
(hey)get on the floor and move your booty mama
(yaw)we the blast mastas blastin' up the jamma
(la la la la la)

We the big town stumpas, and big sound pumpas
The beat bump bumps in your trunk trunkas
The girlies in the club with the big plump plumpas
And when I'm makin' love, my hip hump humps
It never quits(NOOOO) we need to carry 9mm clips(NOOOO)
Dont wanna squize trigger, just wanna squize t*ts
(lubaluba)cause we the show stoppas
And the chief rockas, number one chief rockas
Naw y'all knaw, who we are
y'all knaw, we the stars
Steady rockin' on y'alls boulevards
How we rockin' it girl, without body guards
Now she be, Fergie, from the crew
B.E.P., come and take heed, as we take the lead
(so come on papa, dance to the drama)

Hey mama, this that shit that make you groove, mama
(yaw)get on the floor and move your booty mama
(wuh)we the blast mastas blastin' up the jamma
(NAWWWW, NAWWW)
Cutie cutie, make sure you move your booty
Shake that thing like we in the city of sin, and
no fakin i know you see me shakin
and the way i break it down i got the whole world quakin
Off the Richter, off the Richter, off the Richter, off the Richter, off the Richter, off the Richter steady are you ready.

Hey shorty, I know you wanna party
the way your body look realli make me really feel nauuughty

But the race is not, for the swift
But who really can, take control of it
And tippa irie and the black eyed peas will be thhhheeerre
til infiniti, til infiniti, til infiniti, til infiniti, til infiniti
Tippa is ouuuuuut

Nosa dima shock, nosa dima ting
everytime you sit there i hear, bling bling
O wata ting, hear blacka sing
grinding, and winding
and the madda be moving in a perfect timing
and we dance and dance to the dancehall riddim
and we're really to nice, it finga lickin'
like rice and peas and chicken stuffing

Hey mama, this that shit that make you groove, mama
(hey)get on the floor and move your booty mama
(yaw)we the blast mastas blastin' up the jamma
(hey)so shake your bambama, come on now mama
Hey mama, this that shit that make you groove, mama
(hey)get on the floor and move your booty mama
(yaw)we the blast mastas blastin' up the jamma
(la la la la la [fade])