Labels

daniera (118) kanazawa (7) nada (92) pengetahuan umum (6) profesi guru (1) puisi (16) skripsi (1)

Senin, 29 Agustus 2011

Wake Up, Daniera!

Entah sejak kapan rasa kompetitif itu hilang...
Entah mengapa tak lagi kurasa semangat...
Entah bagaimana ku harus terus berjalan...
Entahlah.

Mungkin ini yang namanya patah hati.
Padahal kemarin-kemarin, yang sudah-sudah,
Aku dapat melewati hari dengan semangat tanpa henti,
walau tanpa hati...

Ahh,,,, apa aku yang terlalu bodoh,
Hingga kupercaya saja padamu,
Hingga kusimpan harapan yang besar padamu,
Hingga kuyakin kamu adalah 'the last'
Hingga selalu ada maklum untukmu,
Hingga kuberitakan pada semua,
aku bahagia bersamamu.

Dan, dan, dan...
Kamu tak bedanya dengan pembohong,
Tidak! Bukan pembohong, lebih tepatnya pembual besar,
yang sukses menjalankan kepura-puraannya.
Selamat untukmu, selamat.

Satu hal bodoh yang kulakukan adalah
aku menangis.
Ya, menangisi tindakanmu.
Ahh, siapa kamu sampai sebegitu berharganya di hatiku.
Aku terlanjur terlalu suka kamu.
Bodohnya aku, tak bisa membedakan
antara kejujuran dan penipuan.
Antara kebaikan dan kejahatan.

Hmmm,,, mungkin ini yang namanya patah hati, entahlah
mungkin karena baru kali ini aku gantungkan harapanku yang besar.

STOP!
Kamu dan segala kebohonganmu,
Kamu dan segala kepura-puraanmu,
Kamu dan kesuksesanmu berakting.
Aku tidak akan hancur karena kamu!

Wake Up, Daniera!
Wake Up, Daniera!
Wake Up, Daniera!

Aku masih punya kakak-kakak yang begitu tulusnya mencintaiku.
Terimakasih untuk kakakku Iqtarani yang dalam peluh bersedia datang mendengar kesahku.
Aku masih punya adik-adik yang selalu menyayangiku.
Terimakasih untuk adik-adikku, Tya, Neo, Uwie, Dinah yang setia dan sabar menyayangiku dengan segala egoku. Terimakasih, tanpa dia (Pembohong terbaik) dan bersama kasih kalian aku pasti dapat bangkit!

Wake Up, Daniera!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar