Dan pada akhirnya, aku harus tetap bertahan dan menjauhkan rencana untuk menyerah, karena ada dua orang yg kusayangi, ya, aku tak ingin mengulangi kesalahan yang lalu, saat ku tak bisa berbuat apapun untuk mereka,,,, Sabar, sabar, sabar, tak apa dianggap remeh, tak apa tak didengar, tak apa lelah, tak apa penat, tak apa-apa,,,, yg penting aku bisa melihat kalian berdua, di sana, dengan pandangan penuh perhatian, tidak seperti lainnya......
Sulit untuk jawab pertanyaanmu pagi ini, pertanyaan yang kamu lontarkan terlalu sulit, maafkan aku yang terlalu bodoh hingga tak punyai kesanggupan tuk menjawab pertanyaanmu itu...
Rasa Bersalah.
Ya, itu kemungkinan pertama yang terluncur darimu. Awalnya kupikir memang ada kemungkinan. Telah aku sia-siakan waktu yang telah berlalu itu, telah aku biarkan kamu menangis sendiri saat makan di kantin sore itu. Maaf, aku tidak tahu. Aku tidak tahu bahwa kamu tidak mengerti. Aku tidak tahu bahwa kamu butuh penjelasan. aku tidak tahu kamu butuh seseorang yang bisa berikan sedikit penerangan padamu. Aku tidak tahu itu.
Yang aku tahu, kamu menarik perhatianku. Yang aku tahu, aku harus menjaga image-ku, yang aku tahu, aku harus pertahankan wibawaku, yang aku tahu aku terlalu gengsi, yang aku tahu aku terlalu kaku, yang aku tahu kamu dan teman-temanmu menganggapku terlalu dingin, tak peduli....
Padahal tidak!
Ya, aku sayang kamu, namun kutepis itu semua, aku gengsi menyayangi orang yang kuanggap tidak punya kapabilitas di hadapanku... Namun itu semua salah,,,, rasa sayang tidak selamanya diawali dari kemampuan dan kelebihan seseorang. Rasa sayang tidak selamanya bermula dari kemenonjolan, rasa sayang tidak selalu dibangun dari perhatian, ya,....begitulah, banyak anggapanku yang salah, lebih tepatnya mungkin salah, karena aku saja tidak tahu yang benar, 'benar-benar' benar yang mana, aku tidak tahu...
Rasa sayang bisa saja hadir tiba-tiba, rasa sayang ternyata dapat tumbuh begitu saja, rasa sayang ternyata ada yang tidak dapat kukendalikan pertumbuhannya, rasa sayang ternyata timbulkan rasa takut, rasa takut kamu bosan setiap kali kukatakan 'aku rindukanmu', juga bisa timbulkan sedihku atas sakitmu, juga bisa akibatkan gelisahku atas apa pun yang terjadi padamu.....
Kukira, alasannya telah lebih dari sekedar rasa bersalah.... Mungkin awalnya jika memang mungkin rasa bersalah, aku berkeinginan menebus semua rasa bersalah itu, mungkin.... Tapi, kini itu telah berubah haluan, rasa itu sudah keterlaluan, sulit tuk menahan walaupun cuma sekedar menunda katakan 'aku kangen kamu',,,, Ya, sulit, sangat sulit. Kuingin selalu kamu ada, kuingin selalu tahu apa yang kamu lakukan, kuingin mengerti apa hendakmu tanpa perlu kamu ucapkan....
Aku juga tidak mengerti mengapa hal ini menjadi serumit ini...padahal inginku:
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada....
Mungkin ku masih pentingkan pengakuan, mungkin ku terlalu ingin dipentingkan, mungkin..... Aku tidak tahu secara pasti. Aku hanya takut, tak mengerti ketakutan itu....
Tapi kuperhatikan kamu risih dengan sayangku, kamu greget dengan kangenku, ya sudahlah,,,, Aku berusaha untuk memendamnya, menyembunyikannya, karena tak mungkin tuk kurangi sayangku padamu, tak mungkin aku tidak merindukanmu,,,,, Semua hal di sekelilingku selalu ingatkanku padamu, selalu....
Tapi,,,,,
Beri aku satu kesempatan tuk bisa memelukmu dengan eratnya, sekaliiii saja, setelah itu kamu boleh melarangnya. Beri aku satu kesempatan tuk mencium wanginya rambutmu, sekaliii saja, setelah itu kamu boleh menolaknya. Setelah itu kusembunyikan semua, setelah itu kututupi semua, setelah itu, aku kan biarkan diriku terlena oleh sakit yang menyesakkan dadaku karena harus menahan rinduku padamu,
Aku selalu berusaha lindungi kamu, walaupun kamu tak butuh itu. Aku ingin selalu berikan yang kamu mau, walaupun kamu tak ingin. Aku selalu rindukanmu, walaupun kamu tidak selalu. Aku terlalu sayang kamu, walaupun kamu tidak terlalu.Inginku eratkan pelukku padamu, walaupun kamu tak sudi. Inginku selalu membantumu, walaupun kamu tak sedia. Inginku kamu suka yang aku beri, walaupun kamu tak suka.
Aku sayang kamu...
Sekaliii saja, dan setelah itu aku berusaha untuk terlihat biasa-biasa saja.
Pintu hati hanya dapat dibuka oleh hati,
ternyata hatiku sudah tak memiliki daun pintu,
karena pintu itu hancur....
Hancur oleh besarnya rasa sayngku untukmu,
yang setiap hari bertumbuh...
Kini hatiku tak punya pintu,
kini hatiku terbuka,
ya, terbuka untukmu....
Kamu di hatiku? baiklah jika inginmu hanya sebatas itu....
Hanya sebatas kalimat penghiburan.
Kangeeeen banget cali...
kenapa cuma sekali? kenapa? kenapa?
BalasHapus