Saat amarahku memuncak, saat kesalku meningkat, saat frustasi menyekat, mengurusi mereka yg kukhawatirkan, mengurusi mereka yg tidak ingin remedial Fisika....
Kemudian kulihat ada sms masuk darimu.
Hatiku berubah sedikit menjadi lebih cerah, kusegerakan membuka pesan itu, tak sabar ingin membacanya. Penasaran, karena sudah hampir satu minggu tidak pernah komunikasi, apalagi bertemu.
"Kak De Dew...."
Mmmmmmhhhh, isi pesan darinya ternyata satu kalimat pun tak sampai walaupun terdiri dari 3 kata, karena hanya berisi subjek tanpa predikat (syarat kalimat adalah adanya predikat). Eh? ko jadi belajar tata bahasa yakz? hehe, efek punya mommy guru bahasa. Langsung saja kubalas pesannya itu.
"Knp cali caiank?"
Hufth,.... Sambil menunggu pesan balasannya lagi, kulanjutkan waktu istirahatku untuk menilai tugas dan ulangan siswaku, 4 kelas, banyak, dan cukup membuat mataku lelah dan ngantuk, tulisannya variatif, hehehe. Eh,eh,eh, ada pesan masuk lagi,...
"Ga knp2,..."
Hmmm, membaca balasan itu, ada dua kejadian dalam hatiku. Pertama, kurasakan lega, krn tak terjadi apapun yg membuatnya harus dikhawatirkan. Kedua, aku bingung dan ge-er sendiri, hihihi. Untuk apa sms kalo 'ga knp2', harus ada 'apa2nya' kan, dan dengan kepercayaan diri tingkat tinggi ditambah pendapat mommy ku, sedemikian rupa sehingga kutafsirkan dia rindukanku,atau sedang ingat aku saja, trus sms deh, hehehehe....
Hari itu berlalu dengan menyisakan sedikit sakit kepala, karena dalam satu hari saja aku sudah menceramahi habis-habisan dua siswa yang memang butuh pencerahan hidup. Di rumah, tak sanggup untuk meladeni pertanyaan adikku Andara, langsung tidur saja sehabis isya', melihatku tidur, dia juga ikut tidur sampai besok subuh, hufth.... memang ya, kalo sudah punya bakat selebriti, jadi apapun yg kulakukan selalu diikuti, hihihihi.
Pagi yg cerah, kurasakan senang dan keceriaan dalam dadaku, sudah tidak ada lagi sesak karena peristiwa kemarin, memarahi 2 org siswa yg ternyata memang masuk kategori siswa brandal di sekolah, yg kubingungkan adalah mereka ada di kelas ipa.
Mengajarkan konsep fluida dinamis dengan penuh semangat, setelah selesai, ternyata mereka berminat sekali menanyakan dinamika rotasi, karena materi tsb bukan aku yg memberikannya, tapi guru asli mereka, kubahas saja sedikit tentang sistem katrol yg memperhitungkan momen inersia katrol. Waw! mereka suka apa yg kuajarkan. Hatiku benar2 ceria, karena tak satu pun dari mereka yg cemberut saat kutanyakan "Susah soal ini?" "Ngga...", "Gampang kan?", "Ngga..." "Loh? ko?", "iya bu,,, ngga gampang, tapi gampang banget....". Waduh, satu kelas mereka kompak, sepertinya sekarang mereka bahagia belajar Fisika, alhamdulillah.
Terdiam di ruang guru, kubuka ponsel, ada sms masuk, banyak, tapi tak ada satupun darinya. Hmmm, pikirku, baguslah, berarti sedang sibuk, sedang belajar, atau lainnya yg jelas ada kegiatan yg sedang ia lakukan. Selesai kubalas semua sms masuk saat itu, tak berapa lama kemudian, hanya selang beberapa menit, 1 pesan masuk. Kulihat, ternyata darinya. Buru-buru kubuka, kubaca.
"Bete..."
Membacanya, kembali ada dua hal. Pertama, kusenang karena dia masih ingatku hari itu. Kedua, kusedih, karena ada suatu ketidaknyamanan, ada suatu rasa sepi yg sedang dia rasakan. Hufth, dilema, di satu sisi aku senang dia seperti itu, artinya dia akan selalu ingatku, di sisi lain ku tak mau dia seperti itu. Pada akhirnya kuputuskan untuk berdoa. Ya, mendoakannya, dengan sebelumnya kuberandai-andai jadi dirinya dan menerka apa sebenarnya yg ia inginkan.
'Harus kamu tahu, ku selalu mendoakan agar kamu tak pernah rasakan sepi, agar kamu selalu bahagia, agar kamu selalu ceria, agar kamu selalu mendapat perlindungan Allah swt., agar kamu tak pernah sedih, agar kamu tak menangis,...
Walaupun itu berisiko kau lupakanku.... Tak apa, bagiku, perkara dilupakan sudah biasa.
Karena ada hal yg lebih penting,
Aku takut kamu sedih,
Aku takut kamu sakit,
Aku takut kamu pergi....'
....
Semua berlalu, sampai suatu saat ku datang menghampirimu di kosanmu. Jujur saja, alasanku datang bukan untuk memberikan buku 'Solid State Physics' saja, tetapi lebih karena ada rasa, ada sesuatu yg mengganjal di dadaku, kurasakan ku begitu meresahkanmu. Tak tahu kenapa.Aku takut. Karena sebelumnya, kujuga rasakan hal yg sama, ku begitu gelisah, ternyata saat sampai di Pandeglang, mommy ku tabrakan. Dan kini gelisahku untukmu, aku takut sekali. Takut sekali.
Saat sampai di kosanmu, kuberusaha menahan emosi, menutupi kegelisahan itu. Tapi, ternyata beberapa saat kemudian, tanpa harus kututupi, gelisahku itu tertutupi otomatis oleh rasa sakit di perutku dan mual di ulu hatiku, hufth, kabar baiknya, bagus deh, jadi alami, ga pake pura2. Tapi,,,, di saat ku semakin ingin keluar, ku tak sanggup langkahkan kaki, meninggalkanmu, sendiri, di rumah itu. Aku bingung. Dan ternyata, kejadian itu terulang kembali, Kembali kulihat air matamu, tangismu. Tapi kali ini terasa sangat berbeda, dibanding saat di bawah flyover sudirman. Sangat berbeda. Di depan mataku, kesedihan itu terpancar jelas di wajahmu yg cantik itu, adikku....
Kesedihan yg mendalam sepertinya, yg aku dan kamu sendiri belum tahu cara paling tepat untuk menghilangkannya, 'tak tahu apa yg dicari,' itu istilahmu. Ya, tangismu saat itu berbeda, sangat berbeda. Karena saat kulihat matamu yg basah, dadaku terasa sesak, sakit rasanya. Aku tak tahu. Mengapa itu bisa terjadi di hari itu. Sakit di dada yg kurasakan saat itu sama rasanya saat kulihat mamah atau mommy ku menitikkan air mata. Aku tak tahu mengapa bisa. Tapi, ku berpikir, sambil menunggu air matamu reda, aku berpikir.... Sampai pada suatu simpulan, bahwa ku begitu menyayangimu....
Young girl, don't cry
I’ll be right here when your world starts to fall
I love you my sister.
BalasHapusthank you so much.
muaahh..
-your lovely sister-