Labels

daniera (118) kanazawa (7) nada (92) pengetahuan umum (6) profesi guru (1) puisi (16) skripsi (1)

Minggu, 19 Juni 2011

Nur Eka Oktaviani

19 Juni 2011, bertepatan dengan ulang tahun adikku Dinah Rahmayanti, juga bertepatan dengan audisi nyanyi adikku Luthi Thalutya,....

Sore di sela kesibukan menyusun skripsi yang buatku penat dan buatku mulai tak waras..., ku teringat pembicaraan kita saat di motor siang itu. Kurang lebih seperti ini:

N: Kak, aku sebenernya udah nyerah sama Gelombang, UAS nanti aku cuma bisa pasrah.
D: Kok bicaranya seperti itu?
N: Iya kak, sama sekali gak ada yang aku ngerti kak.
D: Yaudah, nanti kita belajar bareng aja, lumayan masih ada sisa waktu. Pokoknya, nanti kamu harus tanya ke kakak, mulai dari awal semester, mulai dari awal perkuliahan, gak mau dengar kamu gak siap UAS lg seperti yang sekarang ini, Oke, neo sayang!
N: Iya kak. Sebenernya kak, di semester ini bukannya aku gak mau tanya sama kakak, tapi...
D: Tapi? Tapi apa? Takut?
N: Iya, aku takut sama kakak, takut, karena kesan yang kakak kasih dan yang terekam sama aku tuh kakak jutek banget, apalagi sewaktu kakak jadi asdos Pemrograman.
D: Maaf....

Mendengar itu, ku hanya dapat berucap maaf berulang kali dan menggenggam lengan kirimu, adikku, sekali lagi maaf. Sudah kuceriatakan alasanku, mengapa aku yang dulu bersikap seperti itu. Kuharap kamu mengerti. Jujur, ada rasa yang menusuk di dadaku, saat kamu berucap tidak mengerti. Bukan karena apa, melainkan ku pun pernah rasakan ketidakmengertian. Dan itu buatku sakit kepala, buatku pusing, mual, dan anemia. Teringat saat dulu kuambil mata kuliah Fisika Matematika, ada bagian yang tidak kumengerti namun tugas harus selesai saat itu juga. Teman-temanku banyak yang berharap padaku, berharap kubisa mengerjakannya, berharap kubisa menjelaskannya kepada mereka, dan berharap pada akhirnya mereka juga mengerti.

Tapi,... Sampai malam di kosanku, ditemani kakakku Iqtarani Fauziah, yang dengan setia dan sabarnya mendengar ocehanku, rengekanku, dan bahkan tangisku saat tak bisa kuselesaikan operator matematika, saat kudapat jawaban yang berbeda dari yang seharusnya. Dengan sabar dia cek pekerjaanku, dengan tekun dia coba mengerti apa yang kutulis, dengan teliti ia rangkai kembali pemahamnku untuk kemudian ia pahami, sampai pada akhirnya ia temukan kesalahanku, seperti biasanya, salah hitung atau ada bagian yang terlupa untuk dihitung. Mmmmhhh, dia memang salah satu kakak terbaikku. Cerdas, pintar, sabar, dan satu hal yang tidak kalah penting, banyak duit, hehehe (piss ya kk Rani).

Kurasakan hal itu di mata kuliah Metode Numerik, namun kubisa bertanya pada siapa? Kucoba tanya kepada kakak tingkat. Pertama mereka bilang "duh Dewi, kk kan gak ambil Metnum, kamu coba tanya sama yang ambil metnum." Kemudian kucoba tanya kepada yang lain, "Duh, Dewi, kamu sama kakak ya pinteran kamu lah, lah wong kamu asdos Pemrograman, kok malah tanya kakak"

Hhhufth... Dengan kakak tingkat memang ku boleh dibilang dekat, tapi aku tidak hendak lagi bertanya mengenai kesulitan mata kuliah kepada mereka, entah apa penilaian mereka padaku, bahkan ada yang merasa tersinggung atau merasa aku test jika kutanya pada mereka, jadi, kucoba tuk belajar sendiri, kucoba tuk mengerti, kucoba sendiri, dan kuyakin kubisa, lagipula kumasih punya Rani,,,

Ya, begitulah kulewati masa-masa kuliah semester 3 sampai semester 5, ada banyak hal yang kadang-kadang harus kuperjuangkan sendiri, tanpa rani, tanpa siapapun, karena memang mereka tidak bisa dan aku tidak memaksa... Rasa tidak mengerti itu sungguh tak nyaman, dan dalam ketidakmengertian itu, aku bersyukur, masih diberikan rasa penasaran untuk selalu mencoba hingga pada akhirnya ada banyak hal yang dapat kumengerti, hingga akhirnya kuraih nilai yang baik.

Itulah mengapa kumerasa kubersalah telah buatmu takut bertanya padaku, maaf, sekali lagi maafkanku. Mudah-mudahan sekarang kamu sudah berani bertanya padaku ya, adikku sayang. Tanyakan saja semua hal yang ingin kamu tanyakan, aku akan berusaha mencoba menjawabnya, jika kubisa. Jika tidak, ya kita bahas bersama saja, apapun yang ingin kamu tanyakan, ya, apapun...

Kemudian teringat kata-katamu, "Kak, kita kan belum ngebolang bareng ya, yang kita rencanakan itu, kak"
"Oh ya? iya,ya. Kan kamunya masih UAS...". "Kak, kalo jadi, aku maunya jalan-jalan ke museum ya kak, aku gak mau ke mal, museum keramik aku belum tuh kak, hehehe " "Oke!"

Kuterenyuh, begitu inginnya kamu 'jalan-jalan' denganku, adikku.... Kumerasa berarti, ya, bersamamu kemerasa berarti, terimakasih telah bersedia masuk ke dalam kehidupanku yang kata sebagian orang cukup rumit, yang kata sebagian lagi redup, yang sebabkan banyak yang takut tuk masuk ke dalamnya....

Ingat saat pertama kamu sms tanpa sertakan nama,...
N: Hai kakaknya... ^^
D: Ya? siapa nih?
N: Ayo, coba tebak, siapa?
D: Duh, siapa ya? yg pasti adik kelas, iya kan? hehe
N: Ayo, siapa yang suka manggil kakanya ke kakak?
D: (Bingung, saat asLab Fisika Dasar, hampir satu kelas, Kimia 09 memanggilku 'kakaknya' langsung terpikir banyak wajah Kimia 09, mereka yang suka iseng dan meledekku) -_-' Hmmmm,,,, yang ngajak nonton Breaking Down bareng? penggemar Edward Cullen ya?
N: Oh, ternyata kakaknya ini penggemarnya Edward toh?
D: Loh? trus siapa dah ini? Hmmm yang ngajak karaokean? hehehe
N: Duuuh, kakaknya, aku yang request tulisan kakak, -_-' hikz
D: (Langsung terpikir Neo, karena saat itu kumerasa dia sudah menjadi fans nya Daniera, nama penaku dan nama blog ku ini, ^_^) Upz, jangan marah dan sedih ya, kk kan bingung bagaimana caranya agar kamu tahu bahwa kau lebih dari indah di hati ini...
N: Hhhh, aku hampir meleleh, si kakak bisa aja.....

Aku senang, karena kamu suka dengan tulisan-tulisanku di blog ini, blog ku ini jarang ada yang membacanya kalo tidak ku meminta mereka untuk membaca, biasanya teman sekelasku, atau mommy, atau kakak-kakakku... Suatu anugerah yang besar, kubersyukur, alhamdulillah, kamu mau membaca blog aku, bahkan kamu suka postingnya, sungguh hal yang tak kusangka.... :)

Suatu hari, kamu bilang "Kak, tuliskan tentang bagaimana rasanya memiliki kakak perempuan, aku gak punya kakak perempuan kak"

Hmmm,,,, Kemudian kamu mention aku di twitter, "Terimakasih kak, kini aku tahu bagaimana rasanya punya seorang kakak perempuan." Aku bingung, memangnya posting yang mana yang kutulis sesuai dengan request yang kamu minta, tapi terlepas dari itu, aku senang jika memang kamu suka dan senang. alhamdulillah, padahal aku merasanya belum menuliskan sesuatu tentang kamu....

Sore ini, sampai mendekati waktu magrib kumenulis ini, ku sadari rasaku untukmu berubah, bukan lagi rasa suka seorang Daniera kepada penggemarnya yang juga ia gemari, karena kamu juga penulis. Ya, telah lebih dari itu, adikku.... Kini, ku sayangi kamu, bahkan sangat sayangi kamu, kini kukhawatirkan kamu, tak bisa tak peduli,...

Namun, aku takut, aku tak bisa kendalikan sayangku untukmu, hingga menjadi begitu besar, hingga menjadi kebergantunganmu, hingga buatku tak berdaya... Aku takut kamu akan bersikap sama seperti temanmu, yang juga sangat kusayangi, yang kini sangat kurindukan, ya, kini dia sedikit acuhkanku, kini dia menjauh dariku, kini kumerasa tak berarti lagi di kehidupannya, entahlah, aku takut kamu seperti dia, karena menahan rasa rindu adalah hal yang sulit, lebih baik kamu memintaku tuk buatkan program numerik daripada harus menahan rindu lebih lama lagi, dari pada harus diacuhkan, daripada harus dijauhi, daripada,...

Ahhhh, terserah, aku tidak mau membandingkan kalian, aku hanya tidak ingin kamu sepertinya yang sekarang, yang jauhi aku yang sudah terlanjur sayanginya dengan keterlaluan, hanya itu. Lagipula aljabar cinta berbeda dengan aljabar matematika, kata-kata yang kukutip dari dosen sewaktu kuliah Agama Islam. Setiap bertambah orang yang kusayangi, semakin besar semakin tebal hatiku, jika diibaratkan buku, kalian masing-masing satu lembar, semakin banyak adikku, buku hatiku semakin tebal, semakin banyak rasa cinta, sayang, kasih, peduli, menurutku seperti itu, Saat kamu datang dan hadir dalam kehidupanku, bukan berarti sayangku untuk mereka berkurang, tidak berkurang malah.

Ahhh,,,aku tidak mau menuliskan lebih banyak lagi, biasanya mereka yang tidak suka Daniera akan mengatakan aku gombal, aku bilang 'biarin' yang penting aku sayang kamu... Ya, mungkin banyak penulis  puisi yang gombal, tapi tidak denganku! Apa yang kutulis insya Allah tulus dari hatiku, adikku sayang...


Ruang hati hanya dapat ditempati oleh hati.
dan hatiku telah terisi.
Ya, terisi oleh hatimu. 
Semoga hatiku dan hatimu selalu terjaga,
selalu terikat, selamanya.

Kk sayang neo, ^_^
Terimakasih sudah suka tulisan Daniera....
Terimakasih sudah mau masuk dalam hidupku yang redup....
Kini, keredupan itu berkurang karena ada tambahan cahaya yang kamu bawa,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar